Jargon pada Komunitas Honda Mega Pro Indonesia dan Pemanfaatannya dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis di SMP
Abstract
Pemakaian jargon dalam komunitas Honda Mega Pro Indonesia tersebut
melambangkan ciri-ciri dari jargon dan wujud jargon yang dimiliki oleh setiap
Chapter HMPC Indonesia. Ciri-ciri jargon misalnya pada Chapter HMPC Jambi,
jargon yang digunakan dengan menggunakan bahasa Ibu atau bahasa Daerah. Wujud
jargon pada setiap Chapter HMPC menggunakan bahasa yang inovatif dan bisa
diterima oleh masyarakat atau komunitas yang lainnya. Pemakaian jargon komunitas
Honda Mega Pro ini juga dapat dijadikan bahan pembelajaran di sekolah, khususnya
pembelajaran menulis di SMP. Hal yang demikian menarik untuk diamati, sehingga
segala wujud yang terdapat pada jargon pada komunitas Honda Mega Pro Indonesia
dapat terungkap. Berdasarkan alasan tersebut, penelitian ini mengangkat
permasalahan (1) Bagaimanakah wujud jargon yang tedapat pada komunitas Honda
Mega Pro Indonesia, (2) Bagaimanakah ciri-ciri jargon yang terdapat pada komunitas
Honda Mega Pro Indonesia, dan (3) Bagaimana Pemanfaatannya jargon untuk
pembelajaran keterampilan menulis di SMP.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Metode penentuan
daerah lokasi penelitian meliputi 45 Chapter. Data dalam penelitian ini adalah jargon
pada komunitas Honda Mega Pro Indonesia. Metode pengumpulan data meliputi
metode observasi, metode dokumentasi dan metode wawancara. Metode analisis data
meliputi seleksi data, pengolahan data dan kesimpulan data. Instrumen penelitian
berupa kamera, alat pencatat, tabel pemandu, internet dan alat transformasi. Prosedur
penelitian meliputi tahap persiapan, tahap pelaksana, dan tahap penyelesaian.
Hasil dan pembahasan penelitian meliputi (1) wujud jargon yang terdapat
pada komunitas Honda Mega Pro Indonesia, (2) ciri-ciri jargon yang terdapat pada
komunitas Honda Mega Pro Indonesia, dan (3) Pemanfaatan jargon untuk
vii
pembelajaran keterampilan menulis di SMP. Wujud jargon berkaitan dengan bentuk
leksikon, bentuk frase dan kalimat. Jargon pada bentuk kalimat sering digunakan
karena untuk menarik minat masyarakat tentang hobi touring. Dengan Mega Pro Kita
Bersatu merupakan contoh jargon dalam bentuk kalimat yang menarik masyarakat
untuk ikut bergabung dalam sebuah komunitas yang dinamakan HMPC, arti contoh
tersebut bermakna bahwa dengan menggunakan produk Honda Mega Pro atau
bergabung dengan komunitas HMPC akan mendapatkan berbagai pengalaman dan
persahabatan. Ciri-ciri jargon yang berfungsi untuk identitas kedaerahan merupakan
jargon yang sering sekali dipakai oleh Chapter HMPC karena melambangkan
kekhasan daerah tersebut dan merupakan jargon yang unik dikarenakan
menggunakan bahasa Daerah. Torang samua basudara merupakan jargon yang
menggunakan identitas kedaerahan, jargon tersebut menggunakan bahasa Batak yang
artinya Biker semua bersaudara. Jargon untuk pembelajaran menulis SMP dikenal
dengan sebutan Slogan. Jargon dalam pemanfaatannya agar siswa mampu menulis
jargon dan slogan dengan menggunakan bahasa yang menarik dan unik.
Kesimpulan penelitian bahwa bentuk jargon yang digunakan pada komunitas
Honda Mega Pro Indonesia, meliputi wujud jargon, ciri-ciri jargon dan pemanfaatan
jargon dalam keterampilan menulis di SMP. Wujud jargon meliputi (1) bentuk
leksikon terdiri dari kata dasar, berimbuhan, singkatan dan akronim; (2) bentuk frase
terdiri dari frase endosentris dan frase eksosentris; (3) bentuk kalimat. Ciri-ciri jargon
meliputi (1) jargon menggunakan nama daerah; (2) jargon berfungsi untuk identitas
kedaerahan; (3) jargon berupa kata-kata ’tekad’; (4) jargon berupa semboyan; (5)
jargon berupa motivasi; (6) jargon berupa pemendekan kata; (7) jargon menggunakan
dua bahasa. Jargon untuk pembelajaran menulis di SMP bertujuan agar siswa mampu
menulis jargon dan slogan dengan menggunakan bahasa yang menarik. Saran yang
diberikan berdasarkan hasil penelitian yaitu: (1) bagi dosen dan mahasiswa
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
diskusi mata kuliah sosiolinguistik; (2) bagi peneliti lain, dijadikan bahan masukan
untuk dapat dikembangkan; (3) bagi guru, hasil penelitian ini dijadikan alternatif
pembelajaran; (4) bidang sosiolinguistik, memperkaya khasanah pemakaian jargon.