PEMANFAATAN BLOTONG SEBAGAI SUMBER ISOLAT BAKTERI SELULOLITIK TERMOFILIK
Abstract
Blotong merupakan salah satu limbah produksi gula yang didapat dari proses
pemurnian nira tebu. Dibandingkan dengan limbah lain industri gula, blotong
menempati sebagai sumber pencemaran di areal industri gula sebesar 35%.
Kandungan serat 40% dan suhu 50-75º C dari blotong memungkinkan blotong dapat
dimanfaatkan sebagai sumber isolat bakteri selulolitik termofilik. Tujuan dari
penelitian ini adalah mendapatkan isolat bakteri selulolitik termofilik dari blotong.
Penelitian ini mendapatkan 13 isolat bakteri yang dapat hidup dalam blotong.
Enam isolat termasuk bakteri selulolitik termofilik. Uji kualitatif menggunakan
medium CMC plate menunjukkan 6 isolat bakteri yaitu 1, 2, 3, 11, 13a dan 13b
memiliki aktivitas selulolitik. Isolat 13b mampu tumbuh pada suhu 55⁰C dengan
indeks aktivitas selulolitik 2,6. Isolat 2, 11 dan 13a mampu hidup pada suhu 55-65⁰C
serta mempunyai indeks aktivitas selulolitik maksimum 2,3; 3,8; 2,0. Sedangkan
isolat 1 dan 3 menghasilkan aktivitas selulolitik pada suhu 55-70⁰C dengan indeks
aktivitas selulolitik maksimum 2,6 dan 2,0.
Karakterisasi isolat bakteri selulolitik termofilik dilakukan dengan sistem
Manual for the Identification of Medical Bacteria (Cowan & Stell, 1970), yang
meliputi karakterisasi morfologi dan uji biokimia. Karakterisasi morfologi bakteri
meliputi pengamatan isolat bakteri baik secara makroskopis maupun mikroskopis. Uji
biokimia yang dilakukan meliputi: fermentasi karbohidrat, oksidasi dan fermentasi,
katalase, produksi indol, pencairan gelatin, penggunaan sitrat, produksi H
hidrolisis pati, dan reduksi nitrat. Isolat 1 dan 11 termasuk genus Flavobacterium dan
Acinetobacter. Isolat 2 dan 3 termasuk genus Pseudomonas dan Chromobacterium.
Sedangkan isolat 13a termasuk genus Enterobacteriaceae, Pasteurella, Aeromonas
dan Vibrio. Dan isolat 13b tergolong genus Alkaligenes.