Show simple item record

dc.contributor.authorYe ni Ratna Mayasari
dc.date.accessioned2014-01-22T23:24:11Z
dc.date.available2014-01-22T23:24:11Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM040910301085
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21432
dc.description.abstractPraktek prostitusi saat ini semakin marak karena pertumbuhannya sudah menyebar, baik di kota dan desa. Fenomena tersebut ternyata terjadi juga di wilayah di Jember. Penelitian yang dilakukan penulis berlokasi di lingkungan Gebang Waru RT 01/RW VII Kelurahan Kebonagung kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember, dengan menetapkan informan sejumlah 10 warga Gebang Waru RT 01/RW VII. Rumusan masalah penelitian ini adalah apa sajakah faktor-faktor penyebab munculnya sikap permisif masyarakat terhadap keberadaan prostitusi liar. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis faktorfaktor penyebab munculnya sikap permisif masyarakat terhadap prostitusi liar. Dengan demikian diharapkan peneliti akan mendapatkan hasil penelitian yang menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab munculnya sikap permisif masyarakat terhadap prostitusi liar, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini metode penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling dan dalam pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan analisis deskriptif dapat diuraikan data yang di peroleh, dianalisis, dan di jelaskan dengan konsep teori yang relevan. Untuk pengukuran validitas data yang di perlukan, peneliti menggunakan teknik triangulation utuk menguji keakuratan data dari yang terkumpul dari observasi dilapangan, wawancara dengan informan di lingkungan GebangWaru RT 01 / RW VII dan dokumentasi yang dilakukan selama penelitian. Hasil penelitan yang diperoleh di lapangan menggambarkan adanya faktor internal dan faktor eksternal yang menyebabkan masyarakat Gebang Waru RT 01 / RW VII bersikap permisif terhadap prostitusi liar di daerah tersebut. Faktor internal meliputi peran tokoh masyarakat, faktor ekonomi, melemahnya kontrol sosial di masyarakat. Tokoh masyarakat di lingkungan Gebang Waru RT 01 / RW VII kurang berperan dalam memimpin masyarakatnya, pemimpin tidak bertindak tegas terhadap masyarakat dan bersikap pasif terhadap praktik prostitusi. Faktor ekonomi juga menjadi faktor penyebab masyarakat GebangWaru RT 01/RW VII bersikap permisif. Hal ini dikarenakan adanya simbiosis mutualisme antara keberadaan prostitusi di Gebang Waru RT 01/RW VII dengan kegiatan ekonomi masyarakat. Adanya praktik prostitusi memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan penghasilan dari usaha-usaha warung, jasa transportasi serta jasa tukang pijat. Faktor internal selanjutnya yaitu melemahnya kontrol sosial di masyarakat. Melemahnya kontrol sosial di masyarakat Gebang Waru RT 01/RW VII meliputi: kontrol sosial masyarakat yang membiarkan jam kerja bagi PSK melebihi pukul 01.00, sanksi atau hukuman sebagai bentuk kontrol sosial masyarakat sudah tidak di berlakukan lagi untuk PSK yang melebihi pukul 01.00, sanksi sudah tidak diberlakukan lagi kepada PSK yang melanggar aturan, kontrol sosial masyarakat mulai menurun, hal ini dapat dilihat dari sikap masyarakat yang membiarkan prostitusi tetap tinggal di lingkungan mereka, tidak ada pembubaran, PSK lebih membaur dengan masyarakat, tidak ada pengucilan, sindiran, sikap sinis terhadap PSK, tidak ada larangan PSK bekerja pada bulan puasa, tidak ada lagi larangan dari orangtua terhadap anak muda atau mudi berdekatan atau bermain di sekitar wisma prostitusi. Sedangkan faktor eksternal yaitu : aparat yang membackingi, faktor globalisasi, kebijakan pemerintah. Dalam kegiatan prostitusi di lingkungan Gebang Waru RT 01/RW VII terdapat oknum yang membackingi. Dalam hal ini oknum tersebut memberikan perlindungan atau menampung para PSK selama bekerja. Oknum yang membackingi para PSK di lingkungan GebangWaru RT 01/RW VII adalah oknum dari anggota TNI. Selain itu, faktor eksternal yang lain adalah faktor globalisasi. Terkait faktor ini, kebudayaan barat yang diserap oleh masyarakat Gebang Waru RT 01/RW VII melalui kemajuan teknologi informasi, misalnya handphone, telah memberikan pengaruh terhadap masyarakat yang awalnya memberikan penolakan terhadap kegiatan prostitusi menjadi bersikap permisif. Hal ini dipengaruhi pemikiran bahwa kegiatan prostitusi bukan hal yang dianggap tabu lagi. Faktor eksternal yang berikutnya adalah belum adanya kebijakan pemerintah yang mengatur tentang prostitusi. Tidak adanya undang-undang protitusi tersebut menjadikan gerak bebas bagi PSK, selain itu membuat masyarakat lemah dalam menindak tegas kegiatan prostitusi karena mereka tidak memiliki dasar hukum untuk menghentikan kegiatan prostitusi di lingkungan Gebang Waru RT 01/RW VII.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries040910301085;
dc.subjectPENYEBAB MUNCULNYA SIKAP PERMISIFen_US
dc.titleFAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA SIKAP PERMISIF MASYARAKAT TERHADAP POSTITUSI LIARen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record