PENGARUH TERAPI PIRACETAM DAN ATAU CITICOLIN PADA KEMAMPUAN MOTORIK PENDERITA STROKE DI RSD dr SOEBANDI JEMBER DENGAN PARAMETER GCS
Abstract
troke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan atau gejala hilangnya fungsi
sistem saraf pusat fokal (global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit). Gejalagejala
ini berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian. Stroke merupakan
penyebab kematian ketiga tersering setelah penyakit jantung dan kanker.
Semua pasien stroke, baik yang stroke hemoragik maupun stroke iskemik harus
segera mendapatkan perawatan di rumah sakit untuk memperkecil kemungkinan terjadinya
kematian. Pemberian terapi farmakologis merupakan salah satu pilihan utamanya. Di
berbagai rumah sakit, terutama di RSD dr. Soebandi Jember, pilihan terapi utamanya
adalah Piracetam dan atau Citicoline. Sedangkan Piracetam dan atau Citicoline walaupun
sering digunakan di berbagai rumah sakit tetapi manfaatnya masih diragukan.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental berupa survei analitik
dengan pendekatan cohort yaitu mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan efek
atau penyakit. Dengan dimensi waktu retrospektif. Penelitian ini merupakan penelitian
kohort retrospektif tanpa menggunakan kelompok kontrol. Cara pemilihan sampel dengan
teknik total sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 84 penderita stroke yang
memenuhi kriteria inklusi dan setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria eksklusi
terdapat 71 penderita yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari 71 penderita
stroke, 39 orang (54,9%) adalah perempuan dan 32 orang (45,1 %) adalah laki-laki. Rerata
umur penderita stroke 55,90 tahun (SD = 10,859). Rentang usia 57-62 tahun memiliki
proporsi kejadian stroke terbesar yaitu 17 orang (23,9 %). Berdasarkan nilai rerata
perbaikan nilai GCS awal dengan setelah dilakukan terapi Piracetam dan atau Citicoline di
RSD dr. Soebandi Jember adalah sebesar 0,862 sampai 2,377 (IK 95% atau Interval
Confiden 95%). Analisis uji T dependen menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
bermakna berdasarkan nilai GCS di awal dan setelah dilakukan terapi Piracetam dan atau
viii
Citicoline (nilai p<0,05). Sedangkan berdasarkan rerata lamanya terapi menggunakan
Piracetam dan atau Citicoline pada kriteria stroke ringan dengan nilai skore GCS akhir 1415
yaitu sebesar 33,05; pada kriteria stroke sedang dengan nilai skore GCS akhir 9-13
yaitu sebesar 51,33; dan untuk kriteria stroke berat dengan nilai skore GCS akhir 3-8 yaitu
sebesar 32,84. Analisis uji kruskal wallis menunjukkan bahwa ada perbedaan rerata
lamanya terapi menggunakan Piracetam dan atau Citicoline yang signifikan di antara
kriteria stroke ringan, sedang dan berat (nilai p < 0,05).
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah bahwa penggunaan
Piracetam dan atau Citicoline mempunyai pengaruh positif pada perbaikan kemampuan
motorik penderita stroke. Dan untuk mencapai keadaan yang lebih baik dengan kriteria
stroke sedang (nilai skor GCS 9-13) atau ringan (nilai skor GCS 14-15) setelah diberikan
terapi Piracetam dan atau Citicoline diperlukan lama terapi yang lebih lama dibandingkan
dengan kriteria stroke berat.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1490]