Pengaruh Penambahan Poli(Etilena Glikol) (PEG) 600 terhadap Karakteristik Membran Polisulfon untuk Pemisahan Surfaktan Anionik Sodium Dodesil Sulfat
Abstract
Teknologi membran merupakan salah satu teknologi pemisahan yang
digunakan dalam proses industri. Keunggulan teknologi membran antara lain
pemanfaatan energi yang lebih rendah, simplisitas, mudah discale-up (peningkatan
skala operasi), lebih efisien dan ekonomis serta ramah lingkungan. Salah satu
klasifikasi membran berdasarkan ukuran pori dan gaya dorongnya adalah membran
ultrafiltrasi (UF). Membran Ultrafiltrasi memiliki ukuran pori 0,001 - 0,1 μm dengan
MWCO (Molecular Weight Cut Off) 103-106 Dalton, tahanan hidrodinamik besar,
fouling yang rendah, resistensi kimia (Jönson & Jönson, 1995), resistensi termal dan
kekuatan mekanik. Parameter yang menentukan kualitas membran ultrafiltrasi
meliputi sifat fisik (densitas, derajat swelling, dan kekuatan mekanik) dan kinerja
membran (fluks dan permselektivitas).
Membran ultrafiltrasi dibuat dengan menggunakan teknik inversi fasa. Salah
satu parameter yang mempengaruhi dalam pembentukan struktur membran dengan
teknik ini adalah penambahan zat aditif (Poli(etilena glikol)/PEG 600). Tujuan
penelitian ini adalah untuk mempelajari: (i) pengaruh variasi penambahan PEG600
terhadap sifat-sifat fisik (densitas, derajat swelling dan uji mekanik) dari membran
ultrafiltrasi polisulfon, (ii) pengaruh variasi penambahan PEG600 terhadap kinerja
membran (fluks dan permselektivitas/faktor rejeksi) ultrafiltrasi polisulfon, dan (iii)
kinerja membran ultrafiltrasi polisulfon terhadap proses filtrasi surfaktan anionik
sodium dodesil sulfat (SDS).
Tahap pertama penelitian dilakukan proses pembuatan membran dengan
teknik inversi fasa dengan ! "#$%#&%'#() *) +,-.//) 0/1) 23/1) 4321) 5/3/1) 52,5 dan
15%) kemudian dilanjukan dengan tahap kedua yakni karakterisasi membran yang
meliputi uji sifat fisik (densitas, derajat swelling, kekuatan mekanik) dan kinerja
viii
membran (fluks air, koefisien permeabilitas dan faktor rejeksi (dekstran 35-45 kDa
dan 100-200 kDa)). Tahap ketiga adalah proses pemisahan surfaktan anionik SDS
dengan menggunakan membran polisulfon yang sudah masuk dalam klasifikasi
membran ultrafiltrasi.
Hasil penelitian menunjukkan membran dengan variasi penambahan PEG600
(0; 5,0; 7,5; 10,0; 12,5 dan 15%) mempengaruhi sifat fisik yaitu menurunkan nilai
densitas pada kondisi maksimum 0,327 g/cm3; meningkatkan nilai derajat swelling
pada kondisi maksimum 38,889 %; dan meningkatkan kuat tarik pada kondisi
maksimum 10,940 Pa. Penambahan PEG600 juga mempengaruhi kinerja membran
yaitu meningkatkan fluks air pada kondisi maksimum 1,6406 L/m2jam dengan waktu
kompaksi yang menurun pada kondisi maksimum 3,130 jam; meningkatkan koefisien
permeabilitas pada kondisi maksimum 1,703 L/m2jam bar; dan menurunkan koefisien
rejeksi terhadap dekstran 35-45 kDa dan dekstran 100-200 kDa.
Penelitian ini memperoleh membran polisulfon yang masuk dalam klasifikasi
ultrafiltrasi yaitu membran dengan MWCO 35-45 kDa dan MWCO 100-200 kDa.
Membran tersebut kemudian digunakan untuk memisahkan SDS dengan nilai KKM
0,00776M. Pemisahan SDS dilakukan pada konsentrasi di bawah (0,004M) dan di
atas (0,012M) nilai KKM. Hasil pemisahan SDS menunjukkan bahwa pemisahan
menggunakan membran ultrafiltrasi polisulfon pada kondisi di bawah KKM memiliki
nilai fluks yang tinggi yaitu 74,358 L/m2jam (MWCO 35-45 kDa) dan 156,682
L/m2jam (MWCO 100-200 kDa). Sedangkan saat di atas nilai KKM memiliki nilai
fluks yaitu 35,960L/m2jam (MWCO 35-45 kDa) dan 56,975L/m2jam (MWCO 100-
200 kDa). Koefisien rejeksi membran terhadap SDS adalah 11,75% (MWCO 35-45
kDa) dan 7,706% (MWCO 100-200 kDa) saat dibawah nilai KKM sedangkan saat
diatas nilai KKM memiliki nilai rejeksi sebesar 47,780% (MWCO 35-45 kDa) dan
35,911% (MWCO 100-200kDa).