dc.description.abstract | Retardasi mental merupakan suatu keadaan dengan inteligensi yang kurang
sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Orang tua mempunyai
pengaruh yang besar bagi perkembangan anak yang mengalami retardasi mental. Cara
orang tua mengasuh dan mendidik anaknya disebut pola asuh orang tua. Pola asuh
orang tua dipandang sebagai faktor penentu (determinant factor) yang mempengaruhi
perkembangan kemandirian. Kemandirian anak dapat dicapai dengan mempelajari
dan menguasai ketrampilan motorik yang memungkinkan anak mampu melakukan
segala sesuatu untuk dirinya sendiri seperti makan, mandi, dan merawat diri sendiri.
Umumnya pasien dengan retardasi mental memiliki kesehatan rongga mulut dan oral
hygiene yang lebih rendah dibanding dengan orang tanpa cacat perkembangan.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan kebersihan
rongga mulut siswa retardasi mental di SLB-C Yayasan Taman Pendidikan dan
Asuhan (TPA) Jember.
Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional yang dilakukan di SLB-C Yayasan TPA Jember. SLB-C Yayasan TPA
Jember memiliki dua cabang sekolah yaitu SLB-C Sumbersari dan SLB-C Bintoro.
Penelitian dilakukan pada bulan Juli-September 2012. Populasi penelitian adalah
siswa yang terdaftar sebagai murid SLB-C Yayasan TPA Jember. Siswa yang
bersekolah di SLB-C Sumbersari sebanyak 18 anak dan SLB-C Bintoro 10 anak
sehingga jumlah siswa seluruhnya adalah 28 siswa. Pengambilan sampel
menggunakan teknik sampling jenuh. Variabel bebas penelitian adalah pola asuh
orang tua. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Metode pengukuran yang
digunakan adalah dengan melakukan penghitungan kuesioner. Penghitungan
kuesioner pola asuh orang tua menggunakan skala pola asuh orang tua yang
diklasifikasikan menjadi empat tipe, yaitu demokratis, otoriter, permisif, dan
campuran. Variabel terikat dari penelitian ini adalah kebersihan rongga mulut anak
retardasi mental. Alat ukur yang digunakan adalah indeks OHI-S.
Hasil Penelitian yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan analisis Chisquare.
Hasil penghitungan OHI-S pada anak retardasi mental menunjukkan hanya
4,34% anak yang memiliki kriteria klinis OHI-S baik. Data hasil penelitian
menunjukkan 39,13% orang tua menggunakan pola asuh otoriter. Anak retardasi
mental yang dididik dengan pola asuh otoriter 66,7% diantaranya memiliki OHI-S
buruk, sehingga dari distribusi silang tersebut dapat dilihat pola asuh otoriter paling
banyak menghasilkan OHI-S buruk pada anak retardasi mental. Analisis data statistik
menunjukkan tidak ada hubungan antara pola asuh orang tua terhadap kebersihan
rongga mulut anak retardasi mental. Hal ini dikarenakan bukan hanya pola asuh orang
tua saja yang mempengaruhi kebersihan rongga mulut anak retardasi mental, namun
banyak faktor yang mempengaruhi kebersihan rongga mulut anak retardasi mental.
Pola asuh apapun yang digunakan oleh orang tua jika faktor yang mempengaruhi
kebersihan rongga mulut anak retardasi mental tidak dapat dikendalikan maka
kebersihan rongga mulut anak tersebut akan tetap buruk. Kesimpulan penelitian
adalah tidak ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kebersihan rongga
mulut anak retardasi mental di SLB-C Yayasan TPA Jember. | en_US |