PEMBERIAN MINYAK IKAN LEMURU (SARDINELLA LEMURU) TERHADAP EKSPRESI MATRIKS METALLOPROTEINASE-1 (MMP-1) TULANG ALVEOLAR TIKUS WISTAR DENGAN PERIODONTITIS PADA MASA ERUPSI GIGI
Abstract
Penyakit periodontal merupakan penyebab utama hilangnya gigi. Penyakit
tersebut dapat terjadi karena adanya mikroorganisme rongga mulut yang berkoloni
pada plak gigi dan berkontak dengan margin gingival sehingga menimbulkan
sejumlah infeksi yang dapat memicu terjadinya keradangan (Socransky dan
Haffajee dalam Breivik dan Rook,2000;Carranza et al,2003). Dinding sel bakteri
yang menempel pada gigi mengandung lipopolisakarida (LPS,endotoksin) yang
dikeluarkan ketika bakteri mati yang dapat mengkontaminasi sementum gigi
(Manson dan Eley, 1993). Hal tersebut dapat menyebabkan keradangan. Respon
keradangan yang ditimbulkan dapat bersifat non desktruktif seperti gingivitis atau
desktruktif periodontitis. LPS memiliki kemampuan untuk mensintesis sitokin
proinflamatori, interleukin (IL-1), tumor necrosis factor-α (TNF- α),
prostaglandin E
) dan enzim hidrolitik (Carranza et al., 2003). Minyak
ikan merupakan nutrien yang kaya omega 3 poly unsaturated fatty acids (Ω3
2
(PGE
2
PUFA) seperti eicosapendaenoid acid (EPA) dan docohexaenoid acid (DHA)
(Salari et al., 2008). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian minyak ikan lemuru terhadap ekspresi Matriks metalloproteinase
(MMP-1) pada tulang alveolar tikus Wistar dengan infeksi periodontitis pada
masa erupsi gigi.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi dan Laboratorium
Histologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Penelitian ini
menggunakan 30 ekor tikus wistar jantan yang berumur 5 hari sebagai sampel
penelitian. Sampel dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok umur 13
hari dan kelompok umur 21 hari. Tiap kelompok dibagi menjadi subkelompok
vii
dimana masing-masing terdiri dari 5 ekor tikus wistar (kelompok 1 tidak diinduksi
apapun, kelompok 2 diinduksi LPS, dan kelompok 3 diinduksi LPS dan Minyak
Ikan). Analisa statistik yang digunakan adalah Kruskal Wallis Test untuk
membedakan antara sub kelompok dalam kelompok dan Mann Whitney Test
untuk membedakan antara kelompok umur 13 hari dan kelompok umur 21 hari..
Hasil uji Kruskal Wallis pada kelompok umur 13 hari p>0.05 begitu juga pada
kelompok umur 21 hari p>0.05. Hal ini menujukkan adanya perbedaan yang tidak
bermakna. Setelah itu dilakukan uji Mann Whitney antara kelompok umur 13 hari
dan kelompok umur 21 hari. Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat
perbedaan yang bermakna p>0.05.
Pemberian minyak ikan lemuru terhadap tikus kelompok umur 13 hari
maupun kelompok umur 21 hari berpengaruh, namun secara statistik tidak
bermakna. diet minyak ikan yang banyak mengandung n3 PUFA khususnya EFA
dan DHA terbukti menurunkan mediator resorpsi tulang yaitu prostaglandin
maupun sitokin proinflamatori yaitu IL-1α, IL-1β, dan TNF-α, akibatnya jumlah
osteoklas menurun dan aktivitas osteoblas meningkat. Menurunnya aktifitas
osteoklas sebagai pelepas MMP-1 menyebabkan ekspresi MMP-1 juga menurun
(Indahyani, 2008). Selain itu menurunnya IL-1 dan produk inflamotori lainnya
dapat menurunkan aktivitas fibroblas untuk memproduksi MMP-1. Menurunnya
MMP-1 menunjukkan penurunan destruksi matriks tulang alveolar. Apabila diet
minyak ikan dilakukan pada masa erupsi gigi, yang bersamaan dengan terjadinya
inflamasi pada daerah periapikal gigi sulung, maka diharapkan resorpsi tulang
alveolaris dan penyebaran inflamasi pada benih gigi permanen dapat dihambat,
sehingga gigi permanen dapat erupsi pada waktunya dan dengan struktur yang
normal (Indahyani, 2008).
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2095]