Show simple item record

dc.contributor.authorANDYKA YAYAN SETIAWAN
dc.date.accessioned2014-01-22T22:42:03Z
dc.date.available2014-01-22T22:42:03Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nim071610101105
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21370
dc.description.abstractKerusakan atau kelainan tulang mempunyai prevalensi yang cukup tinggi. Penyebabnya oleh karena trauma, reseksi tumor, dan penyakit tertentu. Akibat kerusakan dan kelainan itu akan menimbulkan penderitaaan fisik maupun kualitas hidup yang kurang optimal. Bone graft merupakan strategi yang paling baik untuk memperbaiki dan mendukung perbaikan biologis kerusakan tulang tersebut. Keterbatasan sumber donor, kematian pada jaringan donor, bentuk yang tidak layak, rasa sakit yang lama, resiko penularan penyakit dan reaksi imun merupakan kekurangan- kekurangan dari prosedur bone grafting sehingga bone grafting sulit untuk dilakukan. Bone tissue engineering yang menggunakan bahan biomaterial mengembangkan bahan sintetis bone graft untuk mengatasi kekurangan dari bone graft. Bahan sintetis bone graft ditujukan sebagai matriks atau scaffold, yang berfungsi sebagai template regenerasi tulang dan pembentukan jaringan tulang baru. Scaffold harus mempunyai sifat biokompatibilitas, biodegradabilitas, biomekanikal, osteoinduktif dan osteokonduktif, sehingga mampu menyebabkan pertumbuhan jaringan di dalam tulang. Selama ini belum ada bahan biomaterial scaffold yang mempunyai sifat-sifat tersebut. Silika merupakan bahan semikonduktor yang mampu menstimulasi proliferasi osteoblas dan kolagen tipe I sehingga terbukti mempengaruhi pembentukan tulang. Mekanisme kimia dari reaksi bioactive glass silika dimulai setelah kontak dengan cairan tubuh, dan setelah itu terjadi pertukaran ion dengan cepat antara Na + dan K + dari bioactive glass dengan H dari cairan ekstraseluler. Sekam padi yang begitu melimpah di Indonesia ternyata +dan H 3 O + i mengandung silika yang cukup tinggi. Kandungan silika dalam abu sekam padi adalah 87-97%. Silika sekam padi dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat bioactive glass scaffold. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah silika amorf limbah sekam padi dapat meningkatkan pembentukan kolagen, terutama tipe I. Penelitian ini adalah experimental laboratoris. Dilakukan kultur sel osteoblas pada tiga medium yakni medium kultur kont rol, medium kultur yang dikondisikan dengan silika amorf limbah sekam padi dan medium kultur yang dikondisikan dengan silika 58S bioactive glass. Pengamatan pembentukan kolagen dilakukan dengan mengukur nilai absorbansi pada hari ke-7. Data penelitian yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis statistik uji nonparametrik Krusskall Wallis dan Mann Whitney dengan derajat kemaknaan 95% ( Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pembentukan kolagen pada medium kultur kontrol, medium kultur yang dikondisikan dengan silika amorf limbah sekam padi dan medium kultur yang dikondisikan dengan sili ka 58S bioactive glass. Pembentukan kolagen pada medium kultur silika amorf limbah sekam padi adalah paling tinggi diantara ketiga kelompok. Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian ini adalah silika amorf limbah sekam padi dapat meningkatkan pembentukan kolagen pada kultur osteoblas.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071610101105;
dc.subjectSILIKA AMORF LIMBAH SEKAM PADIen_US
dc.titlePengaruh Pemberian Silika Amorf Limbah Sekam Padi Terhadap Pembentukan Kolagen pada Kultur Osteoblas.en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record