PREVALENSI RECURRENT APHTHOUS STOMATITIS (RAS) PADA ANAK SD USIA 10-12 TAHUN DI KELURAHAN PUGER WETAN KECAMATAN PUGER DAN KELURAHAN KEMUNING LOR KECAMATAN ARJASA KABUPATEN JEMBER
Abstract
Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) merupakan salah satupenyakitmulutyang
paling umum terjadi, ditandai oleh ulser kambuhan berbentuk bulat atau oval, dengan
pusat nekrotik berwarna putih keabuan dan memiliki bentuk yang jelas dengan tepi
berwarna kemerahan, serta dapat sembuh sendiri dalam waktu satu sampai dua
minggu tanpameninggalkan bekas. Serangan pertama RAS muncul dan berkembang
selama masa anak- anak atau dewasa muda, memuncak pada sekitar usia 10-19 tahun,
kemudian mengalami penurunan frekuensi dan tingkat keparahan sejalan dengan
bertambahnya usia, dan cenderung mereda di atas usia 21 tahun. RAS memiliki
berbagai factor predisposisi, salah satunya defisiensi nutrisi yang dapat menyebabkan
gangguan nutrisi. Gangguan nutrisi sering kali berhubungan dengan pola konsumsi,
dan faktor geografis dapat memberikan ciri khas pada pola konsumsi masyarakat di
suatu wilayah. Kondisi geografi Kabupaten Jember terdiri dari dataran rendah dan
dataran tinggi. Salah satu wilayah di Kabupaten Jember yang merupakan dataran
rendah adalah Kelurahan Puger Wetan Kecamatan Puger dan yang merupakan
dataran tinggi adalah Kelurahan Kemuning Lor Kecamatan Arjasa. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui prevalensi Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) pada
anak SD usia 10-12 tahun di Kelurahan Puger Wetan, Kecamatan Puger yang
merupakan dataran rendah dan Kelurahan Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, yang
merupakan dataran tinggi di Kabupaten Jember.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif observasional
dengan metode pendekatan secara cross sectional. Jumlah total sampel sebanyak 495,
viii
didapat dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Pelaksanaan
penelitian meliputi pengisian informedconsent, pemeriksaan subjektif dan objektif,
serta pengisian kuesioner. Data yang telah terkumpul selanjutnya dilakukan
perhitungan prevalensi, kemudian didistribusikan berdasarkan lokasi penelitian, pola
konsumsi, usia dan jenis kelamin. Perhitungan dilakukan secara manual dan
komputerisasi dengan bantuan analisis univariat, crosstabs, dan frequencies dalam
SPSS versi 17,0, sehingga data dapat disajikan dalam bentuk tabel dan dibahas secara
deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi RAS di Kelurahan Puger
Wetan sebesar 41,9%, sedangkan di Kelurahan Kemuning Lor sebesar 35,9%.
Berdasarkan hasil perhitungan total skoring pola konsumsi pada setiap sampel,
didapatkan hasil yaitu prevalensi RAS dengan pola konsumsi baik di Kelurahan
Puger Wetan 42,7%, sedangkan di Kelurahan Kemuning Lor 35,1%. Distribusi RAS
berdasarkan usia menunjukkan bahwa baik di Kelurahan Puger Wetan maupun
Kelurahan Kemuning Lor, anak usia 12 tahun memiliki persentase tertinggi. Untuk
distribusi RAS berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa di Kelurahan Puger
Wetan penderita RAS laki-laki sebesar 40,6%, dan perempuan sebesar 43,4%,
sedangkan di Kelurahan Kemuning Lor penderita RAS laki-laki sebesar 28,1%, dan
perempuan sebesar 45,5%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
prevalensi RAS pada anak SD usia 10-12 tahun di Kelurahan Puger Wetan,
Kecamatan Puger sebesar 41,9%, sedangkan di Kelurahan Kemuning Lor, Kecamatan
Arjasa, sebesar 35,9%.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]