PENGEMBANGAN NATA DE COCO SEBAGAI MEMBRAN ALAMI PADA DETEKSI FORMALIN DENGAN SENSOR KIMIA OPTIK
Abstract
Departemen Kesehatan RI telah melarang penggunaan formalin sebagai
pengawet makanan, oleh karena itu tidak boleh ada residunya pada makanan. Namun
berdasarkan hasil investigasi dari pengujian laboratorium yang dilakukan oleh Balai
Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BB-POM) di beberapa tempat di Indonesia
telah ditemukan penyalahgunaan formalin sebagai pengawet dalam beberapa produk
makanan. Maka sangat diperlukan adanya pendeteksian dini terhadap formalin dalam
produk makanan dengan alat pendeteksi yang spesifik terhadap formalin namun
praktis dan efisien untuk keperluan di lapangan.
Sistem sensor kimia optik dengan membran nata de coco yang terimobilisasi
reagen pararosanilin HCl berpotensi dan menjanjikan suatu alat pendeteksi formalin
dalam sampel makanan. Pada permukaan membran nata de coco-pararosanilin HCl,
formalin akan bereaksi dengan pararosanilin HCl. Reaksi keduanya akan membentuk
sebuah kompleks fuchsin-aldehid-sulfit sehingga mengubah warna membran dari
ungu tua menjadi yang berwarna magenta atau merah muda. Intensitas warna merah
muda dapat digunakan untuk memperkirakan kadar formalin yang ada di dalam
sampel makanan.
Dari data yang diperoleh didapatkan penentuan karakteristik sensor
membran nata de coco-pararosanilin HCl. bahwa panjang gelombang maksimum
pada 619,34 nm; waktu respon membran 25 menit; pH optimum pengukuran pada
pH 7; daerah linier diperoleh pada konsentrasi standar formalin 6-400 ppm dengan
koefisien korelasi sebesar 0,992; limit deteksi sebesar 7,706 ppm; sensitivitas
membran sebesar 0,094 intensitas reflaktan per ppm; dan reprodusibilitas membran
dengan harga KV ( koefisien variasi ) terbesar lebih kecil dari 5% yaitu 1,28 %.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]