FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE MEDIS OPERATIF PRIA (MOP) (Studi pada Akseptor KB Baru di Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo)
Abstract
Program KB merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga
kecil, bahagia, dan sejahtera. Sejak tahun 1999, kesertaan pria terhadap program KB
mulai menjadi perhatian besar. Bentuk kesertaan pria terhadap program KB adalah
dengan ikut menggunakan alat kontrasepsi metode Medis Operatif Pria (MOP).
Kabupaten Situbondo menduduki peringkat tertinggi se-Indonesia dalam pencapaian
akseptor KB baru metode MOP yang dibuktikan dengan perolehan penghargaan
Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk peserta MOP terbanyak yang ke 4372 rekor
MURI. Berdasarkan data sekunder tentang pencapaian akseptor KB baru dengan
metode MOP, Kapongan merupakan salah satu Kecamatan yang telah memperoleh
angka pencapaian peserta KB baru dengan metode MOP tertinggi secara kumulatif
dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 Se-Kabupaten Situbondo. Oleh karena itu,
peneliti ingin meneliti tentang faktor perilaku yang berhubungan dengan pemilihan
alat kontrasepsi pria metode MOP pada akseptor KB baru di Kecamatan Kapongan
Kabupaten Situbondo.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan desain
penelitian cross sectional yang dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan
Juli 2012 di Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo. Sampel dalam penelitian
ini sebanyak 79 responden yang dilakukan secara acak. Teknik analisis data menggunakan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square dan analisis
multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik dengan bantuan program SPSS
11,5 dan tingkat kemaknaan 5% (α = 0,05).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
faktor Thoughts and feeling meliputi pengetahuan (α 0.017), sikap (α 0.043) dan
tindakan (α 0.000) dengan pemilihan alat kontrasepsi metode MOP. Ada hubungan
yang signifikan antara faktor Personal Reference meliputi dukungan TOGA/TOMA
(α 0.002), dukungan istri (α 0.037) dan dukungan petugas kesehatan/KB (α 0.030)
serta tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor Resources yaitu akses ke
pelayanan KB (α 0.245) dengan pemilihan alat kontrasepsi metode MOP. Sedangkan
faktor yang paling dominan terhadap pemilihan alat kontrasepsi metode MOP pada
faktor Thoughts and feeling adalah kepercayaan (nilai p 0,014 dan Exp (B) 16.851)
dan faktor Personal Reference adalah dukungan TOGA/TOMA (p 0,004 dan Exp (B)
sebesar 3.802).
Kesimpulan pada penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara faktor
Thoughts and feeling dan faktor Personal Reference dengan pemilihan alat
kontrasepsi metode MOP. Serta tidak ada hubungan antara faktor Resources dengan
pemilihan alat kontrasepsi metode MOP. Sedangkan faktor yang paling dominan
terhadap pemilihan alat kontrasepsi metode MOP pada faktor Thoughts and feeling
adalah kepercayaan dan faktor Personal Reference adalah dukungan TOGA/TOMA.
Saran pada penelitian ini adalah Kantor KB Kabupaten Situbondo, hendaknya
memberikan pelatihan tentang KB kepada TOGA/TOMA sehingga TOGA/TOMA
lebih mengerti terhadap pelaksanaan program KB dan dapat meningkatkan dukungan
terhadap program KB untuk meningkatkan pencapaian akseptor KB khususnya
metode MOP. Serta perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam dengan
metode kualitatif tentang dukungan TOGA/TOMA terhadap pemilihan alat
kontrasepsi metode MOP bagi peneliti berikutnya.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2256]