HUBUNGAN SOSIAL ANTARA PETANI DAN BURUH TANI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN (Studi Deskriptif Pada Pertanian Jeruk di Desa Sukoreno, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember)
Abstract
Penelitian yang telah dilakukan ini mempelajari hubungan sosial yang ada
dalam meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat petani jeruk, apa alasan petani
melakukan sistem bagi hasil dan bagaimana bentuk hubungan sosial (hubungan kerja)
antara petani pemilik dengan petani penggarap, petani dengan tengkulak dan
sertahubungan social petani dengan sesamanya. Untuk mengidentifikasikan,
menjelaskan dan menganalisis permasalahan yang diajukan, digunakan pendekatan
kualitatif yang bersifat deskriptif kualitatif yang biasa digunakan dalam penelitian
mengharuskan peneliti untuk turun kelapangan, dengan metode yang digunakan yaitu
wawancara yang tidak terstruktur dan observasi (pengamatan). Pemilihan informan
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Penentuan informan dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling dan snowbaall sampling. Dalam penelitian
ini terdapat lima 5 orang informan pokok yang terdiri dari tiga 3 orang petani pemilik
lahan dan dua 2 buruh tani penggarap lahan yang berdomisili di Desa Sukoreno,
Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember. Selain itu, terdapat pula informan
sekunder (tambahan) yang berjumlah 2 orang. Pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini meliputi wawancara semi terstruktur, observasi, dan
dokumentasi. Dalam menguji keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik
trianggulasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di desa Sukoreno banyak
yang melakukan sistem bagi hasil Jeruk, hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar
dari masyarakat Desa Sukoreno bermata pencaharian sebagai petani Jeruk. Sistem
bagi hasil ini dilakukan oleh masyarakat karena tidak semua dari masyarakat
Sukoreno yang memiliki lahan yang luas sehingga mereka melakukan sistem bagi
hasil demi membantu perekonomian keluarga. Pemilik lahan dan petani penggarap
yang terlibat dalam kerjasama didasarkan atas hubungan sosial yang ada didalam
masyarakat tersebut. Dari bentuk hubungan sosial yang dilakukan antara mereka
menjadi hubungan yang khusus yaitu pola hubungan kerja. Dalam masyarakat Desa
Sukoreno terdapat dua pihak yang terlibat dalam kerjasama yaitu pemilik lahan dan
petani penggarap, antara keduanya terjalin hubungan kerja yang saling membutuhkan.
Pemilik lahan membutuhkan tenaga untuk menggarap lahannya sedangkan petani
penggarap membutuhkan lahan untuk diolah dan digarapnya dalam menunjang
pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarganya. Hubungan kerja yang dilakukan ada
yang berdasarkan ikatan kekerabatan dan ada juga yang bukan berdasarkan ikatan
kekerabatan. Dalam pertanian jeruk di Desa Sukoreno Kecamatan Umbulsari
Kabupaten Jember terdapat hubungan sosial sebagai bentuk modal sosial, yaitu
pemanfaatan sebuah jaringan yang dibentuk dari hubungan antara petani pemilik
lahan dan buruh tani, petani dan tengkulak dan serta hubungan petani dengan
sesamanya. Dalam jaringan tersebut ada rasa saling percaya antara kedua belah pihak
yang berlandaskan pada norma yang ada dan telah menjadi konsekuensi bersama.
Oleh karena itu, modal sosial dalam masyarakat petani jeruk di Desa Sukoreno
merupakan suatu bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan