PENERAPAN PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS TEORI VAN HIELE (PBH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SUB POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT SEGI EMPAT PADA KELAS VII E SMP NEGERI 2 PANTI TAHUN AJARAN 2010/2011
Abstract
Model pembelajaran geometri berbasis teori van Hiele (PBH) adalah
model pembelajaran yang dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan
pembelajaran, tujuan peningkatan proses berpikir, tujuan penguasaan bahan bahan
pembelajaran dan tujuan pengembangan keterampilan sosial. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru bidang studi matematika kelas VII E SMP Negeri 2
Panti pembelajaran geometri yang dilaksanakan masih bersifat konfensional dan
guru tidak memperhatikan tingkat berpikir siswa dalam geometri. Oleh karena itu
dilakukan pembelajaran berbasis teori van Hiele. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui penerapan, aktivitas, ketuntasan hasil belajar dan tingkat
perkembangan berpikir geometri siswa setelah penerapan pembelajaran berbasis
teori van Hiele.
Proses penelitian diawali dengan tes tingkat perkembangan berpikir
geometri siswa. Hasil tes digunakan untuk pembentukan kelompok belajar.
Diketahui dari tes awal tingkat berpikir siswa berbeda-beda 91,89% pada tingkat
pravisual, 5,41% pada tingkat visual, 2,70% pada tingkat transisi analisis. Proses
pembelajaran berbasis van Hiele meliputi fase orientasi pembelajaran
(mengorganisasi siswa dalam kelompok belajar, membagikan LKS,
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memotivasi siswa), fase diskusi
kelompok, fase diskusi kelas, fase integrasi (membagikan kunci jawaban LKS dan
membuat rangkuman). Penerapan pembelajran geometri berbasis teori van Hiele
(PBH) untuk meningkatkan hasil belajar matematika sub pokok bahasan sifat-sifat
segi empat pada kelas VII E SMP Negeri 2 Panti bejalan baik dan lancar.Penerapan model PBH mendapatkan respon cukup baik dari pihak guru maupun
pihak siswa.
Pada analisis data diperoleh rata-rata aktivitas pembelajaran I adalah
79,46%, pembelajaran II adalah 72,16%, pembelajaran III adalah 74,05%,
pembelajaran IV adalah 75,13% dan rata-rata aktivitas siswa adalah 75,20% yaitu
cukup aktif. Pada pembelajaran pertama aktivitas siswa cukup tinggi karena siswa
antusias bertanya tentang langkah-langah mengerjakan LKS. Pada pembelajaran II
lebih rendah karena siswa sudah memahami langkah-langkah pada LKS sehingga
aktivitas bertanya siswa menjadi menurun tetapi pada pembelajaran III dan IV
aktivitas siswa mengalami peningkatan peningkatan.
Nilai Akhir siswa yang menentukan ketuntasan siswa diperoleh dari
berbagai nilai yaitu nilai aktivitas, nilai tugas dan nilai ulangan. Berdasarkan
analisis nilai ketuntasan siswa dipadat pada siklus satu yang tuntas sebesar
43,24%. Sedangkan ketuntasan siswa pada siklus kedua yang tuntas sebesar
54,55%. Siswa yang tidak tuntas rata-rata nilai ulangannya dibawah 60,
sedangkan nilai ulangan yang diatas 60 siswa tersebut tuntas belajar.
Tingkat perkembangan berpikir geometri siswa sebelum dan setelah
pembelajaran mengalami peningkatan, meskipun ada beberapa siswa yang tetap
tidak mengalami perubahan tingkat berpikir. Sebelum pembelajaran tingkat
pravisual 91,98% setelah pembelajaran menjadi 32,43%, tingkat analisis sebelum
pembelajaran 5,41% setelah pembelajaran menjadi 29,73%, tingkat analisis
sebelum pembelajaran 2,70% setelah pembelajaran tetap, tingkat deduksi informal
sebelum pembelajaran 0% setelah pembelajaran menjadi 13,52%. Hasil analisis
tingkat perkembangan berpikir geometri siswa setelah dan sebelum pembelajaran
dapat disimpulkan 17 (45,95%) siswa mengalami peningkatan, 12 (32,43%) siswa
tetap tidak mengalami perubahan tingkat berpikir dan 8 (21,62%) siswa menjadi
sulit diklasifikasikan. Dengan demikian dapat di tunjukkan secara empirik
pembelajaran berbasis teori van Hiele (PBH) dapat meningkatkan tingkat
perkembangan berpikir geometri siswa secara signifikan.