dc.description.abstract | Berdasarkan informasi dan observasi dari guru di SMK Negeri 1 Jember, Di
SMK Negeri 1 Jember, rata-rata nilai siswa pada materi matriks termasuk rendah.
Jika dilihat dari tingkat ketuntasan siswa pada tahun-tahun sebelumnya untuk
materi ini, siswa yang tidak tuntas belajar mencapai sekitar 55% dari jumlah siswa.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran matematika, siswa
sering mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal yang berhubungan dengan
matriks. Kesulitan yang dialami siswa mengakibatkan hasil belajar siswa rendah..
Pembelajaran matematika dalam SMK merupakan pembelajaran berorientasi
Vocational Skill. Hal ini mengakibatkan kejenuhan pada siswa, sehingga perlu
diberikan pembelajaran yang menyenangkan. Salah satunya adalah pembelajaran
dengan Quantum Teaching.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan
menggunakan dua siklus. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
bagaimana penerapan Quantum Teaching dengan teknik Crosswords puzzle untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, bagaimana aktifitas siswa saat diterapkan model
pembelajaran Quantum Teaching dengan teknik Crosswords puzzle dalam
meningkatkan hasil belajar, dan Apakah model pembelajaran Quantum Teaching
dengan teknik Crosswords puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas X AK3 SMK Negeri 1 Jember, yang berjumlah 36
siswa.Penerapan Quantum teaching dengan teknik puzzle dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pokok bahasan matriks kelas X program keahlian akuntansi SMK
Negeri 1 Jember berjalan dengan baik dan lancar. Siswa sangat senang dan sangat
antusias dalam pembelajaran ini. Pembelajaran ini diawali dengan tahap tumbuhkan
yaitu memancing siswa untuk belajar materi matriks serta guru menyampaikan tujuan
pembelajaran. Tahap alami yaitu menceritakan beberapa kegiatan sehari-hari yang
berkaitan dengan materi matriks. Tahap namai yaitu memberikan kesempatan kepada
siswa untuk membaca materi yang akan dipelajari. Tahap demonstrasi yaitu
membacakan petunjuk untuk menyelesaikan soal-soal pada lembar kerja siswa. Tahap
ulangi yaitu mengulangi materi yang telah disampaikan dengan memberikan
pertanyaan seputar materi yang telah dijelaskan, dan tahap rayakan yaitu memberikan
pujian, tepuk tangan, memberi kesempatan pada siswa yang memiliki nilai terbaik
untuk membuka kotak doorprize yang ada di depan kelas yang sudah berisi hadiah
Data yang diambil dalam penelitian ini dilakukan dengan metode tes,
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dari hasil tes, yang dilakukan setelah
kegiatan pembelajaran, dianalisis apakah mengalamai peningkatan dari siklus I
sampai siklus II. Hal yang sama juga dilakukan untuk aktifitas guru dan aktifitas
siswa. Berdasarkan data yang diperoleh, pada siklus I persentase nilai tes akhir siswa
yang tuntas secara klasikal sebesar sebesar 45,95% sedangkan ulangan harian
sebesar 75%. Pada siklus II persentase nilai tes akhir siswa yang tuntas secara
klasikal sebesar sebesar 58,33% sedangkan ulangan harian sebesar 83,33%. Dapat
disimpulkan bahwa siswa mengalami peningkatan hasil belajar pada masing-masing
siklus.
Data hasil observasi dibedakan menurut aktifitas guru dan siswa. Untuk
aktifitas guru, pada siklus I rata-rata mencapai 83,33% dan meningkat pada siklus II
menjadi 88,89%. Hasil analisis data diperoleh bahwa keaktifan siswa selama
pembelajaran rata-rata sangat aktif, rata-rata keaktifan siswa pada tiap siklus yaitu
siklus I mencapai 70,27%, dan siklus II mencapai 83,55%. | en_US |