ANALISIS GANGGUAN SENDI TEMPOROMANDIBULAR (STM) SECARA AUSKULTASI PADA PENDERITA DI KLINIK PROSTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER
Abstract
Gangguan STM merupakan keadaan klinis yang melibatkan otot mastikatori
atau STM dan struktur-struktur yang berkaitan. Keadaan klinis ini berkarakteristik
dengan nyeri di daerah preauricular, STM atau otot mastikasi, penyimpangan jarak
gerakan mandibula dan bunyi STM (clicking, popping, dan crepitus) selama fungsi
mandibular. Gangguan STM pada wanita juga dimungkinkan berhubungan dengan
usia. Pola serangan nyeri ini sebagian besar setelah pubertas, dan prevalensinya turun
pada wanita dalam usia postmenopause dibandingkan usia reproduksi. Diperkirakan
bahwa hormon reproduksi mungkin juga berperan dalam gangguan STM. Ditemukan
Salah satu cara pemeriksaan gangguan STM berdasarkan bunyi adalah dengan
auskultasi. Auskultasi pada sendi memungkinkan penentuan sifat dan waktu
timbulnya bunyi abnormal secara lebih tepat. Pemeriksaan auskultasi dapat
menggunakan stetoskop yang dimodifikasi yaitu bagian kepala stetoskop diganti
dengan saliva ejector tip. Penggunaan instrumen ini dengan cara memasukkan
“sound scope” dalam external auditory meatus penderita. Satu hal yang menjadi
pertimbangan adalah auditory canal lebih sensitif daripada permukaan kulit apabila
pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan stetoskop biasa.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin
dan umur terhadap gangguan STM pada penderita di Klinik Prostodonsia RSGM
Universitas Jember.
Penelitian ini dilakukan di klinik Prostodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut
(RSGM) Universitas Jember pada bulan Juni – Juli 2008. Besar sampel penelitian ini
sebanyak 120 orang kelompok penelitian yang terbagi dalam 2 kelompok jenis
kelamin (laki-laki dan perempuan) dan kelompok umur 10-19 tahun, 20-29 tahun, 30-39 tahun, 40-49 tahun, 50-59 tahun dan 60-69 tahun dengan masing-masing 10 orang.
Pemeriksaan secara auskultasi untuk mengetahui ada tidaknya dan jenis suara sendi
dengan menggunakan stetoskop yang dimodifikasi pada kepala stetoskop, diganti
dengan saliva ejector tip. Kemudian “sound scope” dimasukkan pada External
Auditory Meatus (EAM) penderita. Pada setiap gerakan mandibula dilakukan
pemeriksaan auskultasi untuk mendapatkan kondisi suara sendi yang terbagi dalam 3
kondisi yaitu kondisi sendi baik : tidak bersuara kondisi, clicking/popping : bunyi
klik, dan kondisi crepitus : bunyi kemeretak. Data yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan kemudian ditabulasi berdasarkan kelompoknya dan dilakukan uji
statistik untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan dari dua kelompok data.
Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian tentang pemeriksaan gangguan sendi
Temporomandibular (STM) pada penderita di klinik Prostodonsia Rumah Sakit Gigi
dan Mulut Universitas Jember secara auskultasi adalah jenis kelamin berpengaruh
terhadap gangguan STM pada penderita di klinik Prostodonsia RSGM Universitas
Jember. Gangguan STM pada kelompok jenis kelamin perempuan cenderung lebih
tinggi dibanding pada jenis kelamin laki-laki. Umur berpengaruh terhadap gangguan
STM (hanya pada jenis kelamin perempuan). Terjadi peningkatan gangguan STM
pada masa usia reproduktif (20-29 tahun dan 30-39 tahun) dan menurun pada usia
menopause.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]