EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) DAN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF IRIGASI SALURAN AKAR (Penelitian Ekperimental Laboratoris)
Abstract
Tindakan irigasi saluran akar merupakan salah satu tahap perawatan
endodonti yang penting sebab jika diabaikan dapat menyebabkan kegagalan
perawatan. Tahapan penting dalam perawatan saluran akar gigi yang terinfeksi adalah
preparasi, sterilisasi dan pengisian. Suatu larutan irigasi saluran akar yang baik harus
mampu melarutkan kotoran organik dan anorganik, melancarkan alat endodontik,
membunuh mikroba, tidak toksik, dan ekonomis. Larutan irigasi yang paling penting
adalah mempunyai daya antimikroba yang maksimal dengan toksisitas yang minimal.
H2O2 3% salah satu bahan irigasi yang sering digunakan. Kekurangan H2O2
3% sebagai bahan irigasi saluran akar adalah keterbatasannya daya antibakteri dari
bahan tersebut dan sangat beracun terhadap sel. Untuk mengurangi efek toksisitas
bahan irigasi saluran akar, maka pada penelitian ini menggunakan bahan alternatif
ekstrak daun sirih sebagai bahan irigasi saluran akar yang aman digunakan. Diketahui
bahwa kandungan minyak atsiri yang terdapat pada daun sirih memiliki efek
antibakteri.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan
rancangan penelitian post only control design yang dilakukan di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan Laboratorium MIPA
Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan metode sumuran dengan jumlah
sampel sebanyak 8 sampel, masing-masing sampel dibagi menjadi 6 kelompok yaitu
kelompok pertama sebagai kontrol positif ditetesi H2O2 3%, kelompok kedua sebagai
kontrol negatif ditetesi Akuades steril, kemudian kelompok ketiga, keempat, kelima
dan keenam sebagai kelompok perlakuan masing-masing secara berurutan ditetesi
esktrak daun sirih merah 50%, ekstrak daun sirih hijau 50%, ekstrak daun sirih merah
ix
100% dan ekstrak daun sirih hijau 100%. Masing-masing sumuran ditetesi sebanyak
10 μL dengan menggunakan mikropipet. Setelah diberi perlakuan kemudian
diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 37° C. Setelah itu dilakukan
pengukuran diameter zona hambat dengan menggunakan jangka sorong. Hasil
pengamatan tersebut kemudian dilakukan uji analisis statistik menggunakan uji
normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov, kemudian dilakukan uji homogenitas
dengan levene Test. Hasil analisis yang diperoleh tidak normal dan tidak homogen
maka dilanjutkan dengan uji statistik non parametrik, menggunakan uji beda Kruskall
wallis dan dilanjutkan dengan Uji statistik Mann-Whitney.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ekstrak daun sirih merah dan
ekstrak daun sirih hijau memiliki efek antibakteri terhadap S. viridans. Secara
berurutan zona hambat terbesar hingga terkecil adalah ekstrak daun sirih hijau 100%,
ekstrak sirih hijau 50%, H2O2 3%, ekstrak daun sirih merah 100%, ekstrak daun sirih
merah 50% dan akuades steril. Hal tersebut dimungkinkan karena kandungan zat aktif
dari daun sirih hijau lebih tinggi daripada kandungan zat aktif pada daun sirih merah.
Kesimpulan penelitian ini adalah Ekstrak daun sirih hijau dan ekstrak daun sirih
merah konsentrasi 50% dan 100% dapat menghambat pertumbuhan bakteri S.
viridans. Terdapat perbedaan yang bermakna daya anti bakteri ekstrak daun sirih
hijau dan ekstrak daun sirih merah konsentrasi 50% dan 100% dibandingkan dengan
larutan H2O2 3% terhadap S. viridans. Ekstrak daun sirih hijau konsentrasi 50% dan
100% paling efektif dibandingkan dengan H2O2 3% dan ekstrak daun sirih merah
konsentrasi 50% dan 100% sebagai antibakteri terhadap S. viridans.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]