Karakterisasi Membran Polisulfon dengan Variasi Konsentrasi Etanol Dalam Bak Koagulasi untuk Membran Ultrafiltrasi
Abstract
Salah satu klasifikasi membran berdasarkan ukuran pori dan tekanan adalah
membrane ultrafiltrasi (UF). Membran Ultrafiltrasi memiliki ukuran pori berkisar
diantara 0,1μm sampai 1nm (Mulder, 1996). Polisulfon merupakan salah satu
material membran ultrafiltrasi. Penggunaan polisulfon ini karena mempunyai
stabilitas termal dan stabilitas oksidatif yang baik, kekuatan dan fleksibilitasnya
tinggi, mempunyai daya tahan terhadap pH yang ekstrim (Wenten, 2000). Sebaliknya
polisulfon cenderung bersifat hidrofobik sehingga permeabilitasnya untuk sistem
larutan air tidak terlalu baik.
Membran dibuat dengan menggunakan teknik inversi fasa. Salah satu
parameter yang mempengaruhi dalam pembentukan struktur membran dengan teknik
ini adalah isi dari bak koagulasi yaitu etanol. Tujuan Penelitian ini adalah untuk
mempelajari : (1) pengaruh variasi konsentrasi etanol dalam bak koagulasi terhadap
karaktersitik fisik (densitas dan derajat swelling) membran ultrafiltrasi polisulfon, (2)
pengaruh variasi konsentrasi etanol dalam bak koagulasi terhadap kinerja (fluks air,
dan permeselekitifitas/ % rejeksi) membran ultrafiltrasi polisulfon.
Tahap pertama penelitian dilakukan proses pembuatan membran dengan
teknik inversi fasa dengan memvariasikan konsentrasi etanol dalam bak koagulasi (0;
40; 50; 60; 70; 80 dan 90%) kemudian dilanjukan dengan tahap kedua yakni
karakterisasi membran yang meliputi uji sifat fisik (densitas, derajat swelling) dan
kinerja membran (fluks air, koefisien permeabilitas dan faktor rejeksi (dekstran 35-45
kDa dan 100-200 kDa)). Tekanan operasional yang digunakan untuk uji kompaksi,
fluks dan faktor rejeksi adalah 2 bar; untuk uji koefisien permeabilitas membran
terhadap air adalah 1; 1,5; 2; 2,5; 3 bar.
Hasil penelitian menunjukkan membran dengan variasi konsentrasi etanol
dalam bak koagulasi (0; 40; 50; 60; 70; 80 dan 90%) mempengaruhi sifat fisik yaitu
meningkatkan nilai densitas pada kondisi maksimum 0,5013 g/cm3 ; peningkatan
konsentrasi dari 0 – 50% menyebabkan kenaikan derajat swelling, tetapi menurunkan
derajat swelling dari konsentrasi 60 – 90% terhadap air. Variasi konsentrasi etanol
dalm bak koagulasi juga mempengaruhi kinerja membran yaitu meningkatkan nilai
fluks air pada kondisi optimum 1,3037 L/m2jam; mempercepat waktu kompaksi;
meningkatkan koefisien permeabilitas pada kondisi optimum 0,667 L/m2jam bar; dan
meningkatkan koefisien rejeksi membran pada dekstran 35 – 45 kDa dan dekstran
100 – 200 kDa. Membran polisulfon dengan konsentrasi 80 dan 90% memiliki
koefisien rejeksi lebih dari 90% sehingga dapat dikategorikan dalam membran
ultrafiltrasi.