EFEK PROTEKSI EKSTRAK AIR BUAH NAGA PUTIH (Hylocereus undatus) TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI BILIRUBIN TIKUS WISTAR PADA PEMBERIAN PARASETAMOL DOSIS TOKSIK
Abstract
Parasetamol atau N-asetil-p-aminofenol merupakan derivat para-amino fenol yang berkhasiat sebagai pereda nyeri dan penurun panas. Obat ini memiliki indeks terapeutik yang sempit, yaitu dosis terapi tidak terentang jauh dengan dosis toksik. Gejala 24 jam pertama tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala perut nonspesifik (seperti mual dan muntah), dan nekrosis hepatik mulai berkembang setelah 24 jam (peningkatan transaminase dan ikterik) kemudian dapat berkembang menjadi kegagalan hati akut. Ikterik disebabkan oleh produksi bilirubin berlebih dan sekresi bilirubin yang gagal. Penggunaan parasetamol dengan dosis yang tidak tepat dapat menyebabkan gagal hati akut yang menimbulkan kematian dalam beberapa hari, kematian disebabkan oleh (hepatotoksisitas) dengan nekrosis lobulus sentral.
Buah naga mengandung senyawa antioksidan seperti vitamin C. Antioksidan merupakan sebutan untuk zat yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal bebas, yang termasuk ke dalam golongan zat ini antara lain vitamin C dan E, polipenol, karotin dan mineral. Secara alami, zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk mencegah terjadinya penyakit. Antioksidan melakukan semua itu dengan cara menekan kerusakan sel hepar yang terjadi akibat proses oksidasi radikal bebas. Tujuan dari penenlitiann ini adalah mengetahui efek hepatoproteksi ekstrak air buah naga putih (Hylocereus undatus) dalam mencegah kerusakan sel hepar pada tikus wistar yang diinduksi parasetamol dan mengetahui efek proteksi ekstrak air buah naga putih (Hylocereus undatus) terhadap hepar pada berbagai konsentrasi tertentu.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Post Test Only Control Group Design. Penelitian dilakukan di laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember pada bulan Oktober 2009. Tikus strain wistar jantan sebanyak 25 ekor yang telah diadaptasikan selama satu minggu dibagi menjadi 2 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan. Kelompok K1 adalah kelompok kontrol yang diberi placebo berupa aquadest. Kelompok K2 diberi larutan parasetamol dosis toksik, kelompok P1 diberi ekstrak air buah naga putih sebanyak 8,3 mg/kgBB/hari dilanjutkan dengan pemberian larutan parasetamol dosis toksik, kelompok P2 diberi diberi ekstrak air buah naga putih sebanyak 25 mg/kgBB/hari dilanjutkan dengan pemberian larutan parasetamol dosis toksik dan kelompok P3 diberi ekstrak air buah naga putih sebanyak 225 mg/kgBB/hari dilanjutkan dengan pemberian larutan parasetamol dosis toksik. Pemberian ekstrak air buah naga putih dilakukan menggunakan sonde lambung, yang dilakukan 1x/hari, setiap hari, selama 10 hari. Setelah hari ke-10 seluruh tikus dianastesi dengan eter, dan diambil darahnya untuk diukur konsentrasi Bilirubin Direct, Indirect dan Total. Hasil Bilirubin Direct, Indirect, Total dan dari ketiga kelompok dianalisis dengan uji one way anova. Dari
hasil uji statistik diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa pada kelompok kontrol negatif dan positif tidak adanya perbedaan yang signifikan, sama halnya dengan kelompok yang mendapatkan perlakuan berupa pemberian ekstrak air buah naga putih (Hylocereus undatus) baik dengan dosis 8,3 mg/kgBB/hari, 25 mg/kgBB/hari dan 225 mg/kgBB/hari, yaitu tidak adanya perbedaan yang signifikan terhadap konsentrasi Bilirubin Direct, Indirect, Total.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa efek proteksi ekstrak air buah naga (Hylocereus undatus) terhadap kerusakan hepar tikus wistar akibat pemberian parasetamol dosis toksik melalui pemeriksaan kadar bilirubin belum dapat diketahui.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]