PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN MURBEI (Morus alba L.) TERHADAP AKTIVITAS SGPT DAN SGOT DARAH MENCIT AKIBAT KERACUNAN ARSENIK
Abstract
Arsenik merupakan senyawa logam beracun yang dapat mencemari
lingkungan secara alami maupun akibat perbuatan manusia. Pemejanan arsenik dalam
dosis yang lebih kecil dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan akumulasi yang
akan mengakibatkan kerusakan fungsi organ-organ vital tubuh. Arsenik dapat
memicu terbentuknya radikal bebas dengan menurunkan pertahanan antioksidan
alami tubuh sehingga terjadi stress oksidatif. Selain itu, metabolit arsenik dalam hati
juga bersifat reaktif. Radikal bebas dan gangguan pada proses respirasi sel dapat
menimbulkan kematian sel terutama sel-sel hati.
Adanya kerusakan pada hati dapat menyebabkan terjadinya kenaikan enzimenzim
sel
hati
dalam
darah
misalnya
SGPT
dan
SGOT.
Perlindungan
kerusakan
pada
hati
akibat radikal bebas dapat diatasi dengan pemberian antioksidan. Konstituen
bioaktif utama yang terdapat dalam tumbuhan murbei adalah senyawa golongan
flavonoid, fenol, kumarin yang sudah dibuktikan memiliki aktivitas antioksidan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol
daun murbei terhadap aktivitas SGPT dan SGOT darah mencit yang dipejani arsenik
serta untuk mengetahui perbedaan pemberian ekstrak etanol daun murbei dengan
dosis 200 mg/kg, 400 mg/kg, 800 mg/kg terhadap aktivitas SGPT dan SGOT darah
mencit yang dipejani arsenik. Pada penelitian ini, hewan coba yang digunakan adalah
mencit putih jantan galur Balb-C yang dibagi menjadi enam kelompok dengan jumlah
sampel lima ekor tiap kelompok. Kelompok kontrol normal hanya diberi larutan
CMC Na 1%. Kelompok kontrol negatif diberi larutan NaAsO
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
Kelompok kontrol positif
diberi larutan NaAsO
vii
2
2
(12 mg/kgBB).
(12 mg/kgBB) dan obat Curliv
(74,36 mg/kgBB). Kelompok perlakuan dosis I diberi larutan NaAsO
(12 mg/kgBB)
dan ekstrak etanol daun murbei (200 mg/kgBB). Kelompok perlakuan dosis II diberi
larutan NaAsO
(12 mg/kgBB) dan ekstrak etanol daun murbei (400 mg/kgBB).
Kelompok perlakuan dosis III diberi larutan NaAsO
2
(12 mg/kgBB) dan ekstrak
etanol daun murbei (800 mg/kgBB). Perlakuan diberikan secara per oral selama 14
hari dan hari ke-15 sampel darah diambil intrakardial untuk diukur aktivitas SGPT
dan SGOT. Data hasil penelitian diuji menggunakan analisis statistik One Way
ANOVA (Analysis of Variance) dan Least Significantly Difference (LSD) dengan taraf
kepercayaan 95%.
Hasil uji One Way ANOVA menunjukkan ada perbedaan signifikan pada
keenam kelompok. Hasil uji LSD juga menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan antar kelompok kecuali aktivitas SGPT pada kelompok perlakuan dosis I
dan II yang tidak berbeda signifikan. Pengaruh peningkatan dosis ekstrak daun
murbei terhadap aktivitas SGPT dan SGOT dianalisis dengan analisis korelasi dengan
uji regresi linier. Hasil uji regresi linier menunjukkan bahwa aktivitas SGPT dan
SGOT berhubungan dengan dosis ekstrak daun murbei.
Pemberian larutan NaAsO
menyebabkan kerusakan hati yang mengakibatkan
peningkatan aktivitas SGPT dan SGOT darah jika dibandingkan kondisi normal.
Pemberian senyawa-senyawa antioksidan yang terkandung dalam ekstrak etanol daun
murbei dapat menghambat kerusakan hati akibat arsenik sehingga terjadi hambatan
2
kenaikan aktivitas SGPT dan SGOT.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : (1) pemberian ekstrak etanol daun
murbei dapat menghambat kenaikan aktivitas SGPT dan SGOT darah yang
meningkat akibat arsenik; (2) terdapat perbedaan pada hambatan kenaikan aktivitas
SGPT dan SGOT darah mencit yang dipejani arsenik dan diberikan ekstrak etanol
daun murbei dengan dosis 200 mg/kg, 400 mg/kg, 800 mg/kg; (3) terdapat hubungan
antara peningkatan dosis pemberian ekstrak daun murbei dengan penurunan SGPT
dan SGOT darah yang dipejani arsenik.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]