Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Tanggul Kabupaten Jember
Abstract
Meningkatnya jumlah lansia menyebabkan kebutuhan terhadap pelayanan
kesehatan lansia meningkat. Seiring dengan peningkatan jumlah dan angka kesakitan
lansia diperlukan peningkatan jenis dan kualitas pelayanan kesehatan dan perawatan
baik yang dilaksanakan oleh lansia itu sendiri maupun keluarga atau lembaga lain
seperti Posyandu Lansia. Posyandu lansia merupakan wahana pelayanan bagi kaum
lanjut usia yang menitikberatkan pada pelayanan promotif dan preventif, tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Kabupaten Jember memiliki jumlah
penduduk usia lanjut sebesar 166.101 jiwa dari 2,31 juta jiwa jumlah penduduk
Kabupaten Jember. Sedangkan jumlah lansia yang dibina oleh Dinas Kesehatan
melalui kegiatan Posyandu Lansia hanya 23.603 jiwa dan sisanya belum dibina.
Puskesmas Tanggul merupakan salah satu Puskesmas perawatan di Kabupaten
Jember yang telah menerapkan standar ISO 9001:2000 dalam sistem Manajemen
Mutunya dan memiliki Program Pengembangan Upaya Kesehatan Usila yaitu
Posyandu Lansia. Hasil cakupan tingkat pemanfaatan pelayanan Posyandu Lansia di
wilayah kerja Puskesmas Tanggul, antara tahun 2006 – 2009 masih belum memenuhi
target renstra yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dengan target
rata-rata dari Dinas Kesehatan Kabupaten sebesar 57,50 %. Berdasarkan latar
belakang maka peneliti perlu mengkaji hal-hal terkait pemanfaatan pelayanan
Posyandu Lansia di wilayah kerja puskesmas Tanggul. Tujuan dari penelitian ini
adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan
Posyandu Lansia di wilayah kerja Puskesmas Tanggul Kabupaten Jember.
x
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional, sedangkan
jenis rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua lansia yang ada di di wilayah kerja Puskesmas Tanggul Kabupaten
Jember yaitu sebanyak 3722 jiwa. Sampel penelitian diambil sebanyak 95 lansia yang
terdiri atas 22 lansia di Desa Tanggul Kulon, 27 lansia di Desa Tanggul Wetan, 15
lansia di Desa Patemon, 14 lansia di Desa Kramat Suko Harjo dan 17 lansia di Desa
Manggisan. Sampel diambil menggunakan teknik proportional random sampling
Data yang diperoleh, diolah, dan dianalisis dengan menggunakan uji regresi logistik
sederhana menggunakan analisis bivariat dan uji regresi logistik berganda
menggunakan analisis multivariat dengan tingkat kemaknaan sebesar 5 % ( = 0,05).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 variabel yang secara statistik
memberikan hubungan yang signifikan, yaitu pendidikan ( = 0,039); pekerjaan ( =
0,046); pengetahuan ( = 0,045); dukungan tokoh masyarakat ( = 0,029). Sedangkan
berdasarkan hasil analisis multivariat, diperoleh bahwa variabel pekerjaan sebagai
faktor yang paling berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan Posyandu Lansia
dibandingkan variabel lainnya. Karena dengan status lansia yang bekerja berarti
mereka masih dapat menghidupi dirinya sendiri. Selain itu, alasan lain lansia masih
bekerja antara lain disebabkan oleh jaminan sosial dan kesehatan yang masih kurang.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka peneliti menyarankan sebaiknya
perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pemanfaatan pelayanan Posyandu
Lansia melalui promosi dan penyuluhan tentang manfaat Posyandu Lansia, serta
meningkatkan kualitas pelayanan di Posyandu Lansia dengan melibatkan semua
bagian, baik kader posyandu, petugas kesehatan, dan perlu diupayakan peningkatan
peran dari kader Posyandu Lansia dalam pelayanan kesehatan di posyandu melalui
pelatihan kader.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]