Show simple item record

dc.contributor.authorHeni Kristiana
dc.date.accessioned2014-01-22T06:08:59Z
dc.date.available2014-01-22T06:08:59Z
dc.date.issued2014-01-22
dc.identifier.nimNIM020210402204
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21078
dc.description.abstractPenelitian ini dilatarbelakangi oleh: (1) mengarang merupakan salah satu keterampilan berbahasa tulis yang kurang dikuasai siswa, (2) pada umumnya siswa kelas II SMP Negeri 2 Tanggul dalam menulis/menggunakan kata/kalimat banyak mengalami hiperkorek. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) wujud hiperkorek yang terdapat pada karangan narasi ekspositori siswa kelas II SMP Negeri 2 Tanggul; (2) wujud hiperkorek yang sering dilakukan siswa kelas II SMP Negeri 2 Tanggul; (3) faktor yang menyebabkan karangan narasi ekspositori siswa kelas II SMP Negeri 2 Tanggul banyak menimbulkan hiperkorek; dan (4) upaya yang dilakukan guru untuk meminimalkan atau menghilangkan hiperkorek yang dilakukan siswa kelas II SMP Negeri 2 Tanggul. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan: (1) wujud hiperkorek yang terdapat pada karangan narasi ekspositori siswa kelas II SMP Negeri 2 Tanggul; (2) wujud hiperkorek yang sering dilakukan siswa kelas II SMP Negeri 2 Tanggul; (3) faktor yang menyebabkan karangan narasi ekspositori siswa kelas II SMP Negeri 2 Tanggul banyak menimbulkan hiperkorek; dan (4) upaya yang dilakukan guru untuk meminimalkan atau menghilangkan hiperkorek yang dilakukan siswa kelas II SMP Negeri 2 Tanggul. Rancangan dan jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Sasaran pada penelitian ini adalah siswa kelas II SMP Negeri 2 Tanggul. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif interpretative, yaitu melalui beberapa tahap: (1) penyeleksian data; (2) mengindentifikasi data; (3) pengklasifikasian data; dan (4) penjelasan data. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah di dalam karangan narasi ekspositori siswa banyak mengalami hiperkorek yang dapat menimbulkan kesalahpahaman antara pengarang dan pembaca. Kalimat atau kata yang ditulis pengarang akan mempunyai makna berbeda atau berlebihan akibat hiperkorek. Saran disampaikan kepada (1) siswa SMP, hendaknya lebih memperhatikan cara penulisan pilihan kata yang baik dan benar serta lebih banyak berlatih menulis karangan dan selalu bertanya bila ada materi mengarang atau menulis yang belum dimengerti atau belum diketahui; (2) mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa xiii Indonesia, sebagai calon guru hendaknya meneliti lebih mendalam mengenai hiperkorek khususnya kemampuan menulis agar menjadi guru yang terampil mengajarkan penulisan kata yang baik dan benar kepada siswanya; (3) guru bahasa Indonesia, sebaiknya meningkatkan keterampilan berbahasa khususnya keterampilan menulis karangan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM), agar siswa menyukai materi mengarang, dan memperhatikan penggunaan pilihan kata dalam kalimat, serta giat berlatih membuat kalimat agar tidak menimbulkan hoperkorek pada karangannya; dan (4) peneliti selanjutnya, hendaknya lebih mendalami materi menulis (mengarang) sehingga dapat memperdalam wawasannya untuk mengadakan penelitian yang sejenis. Dengan demikian, peneliti bisa mempunyai pedoman atau acuan untuk menghasilkan karya tulis yang penulisannya sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries020210402204;
dc.subjectHiperkoreken_US
dc.titleHiperkorek dalam Karangan Narasi Ekspositori Siswa Kelas II SMP Negeri 2 Tanggul.en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record