PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE CERAMAH DENGAN MEDIA PHANTOM GIGI DAN MEDIA VIDEO COMPACT DISC (VCD) DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK LANJUT USIA TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Abstract
Kehilangan gigi pada Lansia merupakan salah satu penyebab menurunnya
kualitas kesehatan Lansia. Kehilangan gigi akan sangat berpengaruh terhadap
penyerapan dan metabolisme zat gizi yang diserap oleh tubuh sehingga tubuh
kekurangan gizi.. Menurut data Dinkes Kabupaten Jember (2009) jumlah
penderita Karies Gigi dan Periodontal tertinggi kedua usia 45-69 tahun terdapat di
Puskesmas Sumbersari yaitu sebesar 8,5% dan 5,99%. Salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas kesehatan Lansa dapat dilakukan melalui kegiatan
pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan. Efektivitas pendidikan kesehatan
atau promosi kesehatan tidak lepas dari pemilihan media yang digunakan sebagai
alat bantu pendidikan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan efektivitas
metode ceramah dengan media phantom gigi dan media VCD terhadap
peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik Lansia tentang kesehatan gigi dan
mulut. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi
experiment). Jumlah sampel sebanyak 60 orang, masing-masing 20 orang untuk
tiap kelompok yang diteliti. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji
statistik Wilcoxon Rank Sum Test dan Kruskal Wallis program SPSS 11.5 dengan
α = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Lansia berumur 6069
tahun sebesar 48% dan berjenis kelamin wanita sebesar 53%. Sebagian besar
telah menamatkan pendidikan SD dan sederajat sebesar 35%. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa metode ceramah dengan media phantom gigi maupun media
VCD mampu memberikan pengaruh terhadap perubahan tingkat pengetahuan
(p=0,001 dan 0,0001), sikap mendukung (p=0,009 dan 0,020), serta praktik
menggosok gigi yang baik dan benar (p=0,0001 dan 0,003) sebelum dan sesudah
ix
dilakukan penyuluhan. Walaupun kedua media tersebut mampu memberikan
perubahan, tetapi terdapat perbedaan perubahan pengetahuan (p=0,0001), sikap
(p=0,008), dan praktik (p=0,0001) mengenai kesehatan gigi dan mulut antar
responden yang mendapatkan penyuluhan dengan media phantom gigi dan media
VCD. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari perubahan nilai rata-rata postes
responden, peningkatan pencapaian nilai rata-rata pengetahuan, sikap, dan praktik
responden pada kelompok perlakuan media phantom gigi (1,85; 0,55; dan 1,3)
lebih tinggi daripada pencapaian pada kelompok media VCD (1,75; 0,35; dan
0,45) dan kelompok kontrol (-0,20; 0; dan 0,05).
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian tersebut
adalah efektivitas media phantom gigi lebih tinggi daripada media VCD dalam
mempersepsikan pengetahuan, sikap, dan praktik tentang kesehatan gigi dan
mulut. Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka media phantom gigi dapat menjadi
pilihan utama dalam menentukan media pendidikan pada Lansia untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik Lansia tentang kesehatan gigi dan
mulut dengan didukung pula adanya pemutaran materi VCD. Selain itu, dalam
rangka mencegah meningkatnya prevalensi tingginya masalah pada kesehatan gigi
dan mulut, pihak puskesmas perlu membekali kader Posyandu Lansia dengan
informasi kesehatan gigi dan mulut dan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Jember
diharapkan mendukung sosialisasi kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat
dengan pembuatan VCD yang standar tentang kesehatan gigi dan mulut.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]