ETOS KERJA PENGAYUH BECAK LANSIA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP (Studi Deskriptif di Jalan Jawa Raya Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember)
Abstract
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik maupun demografi
dan etos kerja pengayuh becak lansia, yang kemudian dapat diketahui bagaimana
lansia tersebut tetap bersemangat. Kelompok sasaran dalam penelitian ini adalah
lansia yang berusia 60 tahun keatas yang bekerja sebagai pengayuh becak dan
pekerjaan ini merupakan pekerjaan pokoknya. Dipilihnya lansia ini karena melihat
usaha mereka tetap bekerja di usianya yang tidak lagi muda dan usia yang tidak
seharusnya lagi bekerja namun mereka tetap bekerja, kemudian factor menarik
lainnya adalah pekerjaan yang mereka geluti adalah pekerjaan yang berat yaitu
sebagai pengayuh becak. Melihat keadaan saat ini, pekerjaan sebagai pengayuh becak
adalah pekerjaan sektor informal yang tidak lagi menjanjikan karena sekarang ini
sudah banyak masyarakat yang mempunyai kendaraan sendiri, dan hal ini
mengakibatkan berkurangnya penumpang becak.
Lokasi penelitian ini adalah Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari,
Kabupaten Jember, Propinsi Jawa Timur. Disamping menggunakan data sekunder
yaitu monografi desa atau profil desa juga menggunakan data primer yang diperoleh
melalui tekhnik In Depth Interview dengan bantuan Interview Guide (pedoman
wawancara) kepada lima orang lansia sebagai pengayuh becak. Analisis hasil
penelitian dengan menggunakan metode deskriptif yang di dasarkan pada data
kualitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik lansia sebagai
pengayuh becak mempunyai komposisi umur bekisar 61-75 tahun, tingkat pendidikan
rendah yaitu pendidikan SR (Sekolah Rakyat), bahkan ada yang tidak sekolah,
mempunyai anak berjumlah 1-4 orang anak dan mempunyai anak yang tinggal di luar
desanya, mempunyai masa kerja bertahun-tahun, dan pada umumnya status
kepemilikan becak adalah milik sendiri. Dengan pendapatan yang jauh dari cukup,
informan tetap bisa bertahan hidup dengan berbagai usaha yang dilakukannya.
Diantaranya mereka menambah jam kerja sampai malam hari meskipun lama jam
kerja yang tidak dapat menjamin bertambahnya pendapatan, ada informan lain yang
bekerja sampingan sebagai tukang bersih-bersih rumah, selain itu pula informan yang
bertahan hidup dengan penghasilan tambahan dari anggota keluarga yang bekerja.
Semua karena adanya sebuah semangat berlandaskan etos kerja yang yang di
dasari oleh motivasi suatu dorongan yang membuat mereka selalu bersemangat bekerja, kerja keras dari pengalaman yang sampai sekarang mereka jadikan
gambaran.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan (1) Lama jam kerja yang dimiliki
oeh keseluruhan informan yaitu lansia sebagai pengayuh becak pada umumnya
adalah tinggi, (2) pendapatan informan tidak pasti setiap harinya, (3) kebanyakan
informan masih menanggung kebutuhannya sendiri, (4) pengeluaran pokok yang
selalu dikeluarkan oleh seluruh informan dan keluarganya adalah pengeluaran untuk
membeli bahan-bahan makanan pokok dan kebutuhan hidup lainnya, (5) status
kepemilikan rumah dan tempat tinggal informan mayoritas adalah rumah merka
sendiri, (6) informan mengaku bahwa becak itu adalah milik mereka sendiri, (7)
meskipun kehidupan mereka jauh dari standart kesejahteraan namun mereka tetap
ingin selalu bersemangat sebagai pengayuh becak. (8) Semangat kerja yang dilakukan
beberapa informan menunjukkan bahwa mereka termotivasi untuk tetap bertahan
bekerja sebagai pengayuh becak meskipun dengan usianya yang sudah tergolong
tidak muda lagi dan kekuatan fisik yang sudah semakin melemah, meskipun
pendapatan yang mereka miliki jauh tergolong dari cukup, tetapi mereka tetap
berusaha dan bersemangat dalam menjalankan pekerjaannya. (9) Etos kerja yang
dimiliki para lansia tersebut sudah merupakan kebiasaan yang dimilikinya, semangat,
kerja keras dan ketrampilan yang dihasilkan dari pengalaman yang dimiliki sudah
menjadi gambaran dalam pekerjaan mereka di hari ini dan akan datang. Strategi yang
mereka gunakan ialah seperti, semangat kerja (kerja keras), disiplin waktu, dan
berkehidupan hemat. Dengan seperti itu, mereka mengaku bahwa kehidupan yang
sekarang ia jalani sudah merasa terpenuhi kebutuhan hidupnya, meski dengan cara
bekerja membagi waktu yang berbeda dalam pekerjaannya, dan strategi berhemat
yang digunakan juga berbeda.