UJI IN VITRO KELARUTAN KALSIUM ENAMEL PADA SALIVA PENDERITA TUNANETRA
Abstract
Penelitian eksperimental laboratories ini dilakukan di SLB-A Bintoro
Jember, Laboratorium Bioscience dan Analisis Politeknik Negeri Jember dan
Laboratorium Tanah Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jenggawah Jember.
Rancangan Penelitian yang digunakan adalah Pre and Post Test Control Group
Design. Sampel penelitian ini saliva penderita tunanetra (tanpa stimulasi) dan
saliva buatan sebagai kontrol. Saliva penderita tunanetra dan saliva buatan
digunakan sebagai media perendaman keping enamel selama 24 jam pada suhu
370 C. Pengukuran kadar kalsium terlarut menggunakan Atomic Absorption
Spectrofotometry (AAS) dilakukan setelah 24 jam perendaman keping enamel.
Kadar kalsium terlarut yang didapatkan dikurangi dengan kadar kalsium saliva
sebelum perendaman untuk melihat seberapa besar kelarutan yang terjadi selama
perendaman.
Hasil penelitian menunjukkan kelarutan kalsium enamel pada perendaman
dengan saliva penderita tunanetra lebih tinggi secara bermakna (p< 0,05) daripada
perendaman dengan saliva buatan. Hal ini akibat adanya penurunan pH saliva
penderita tunanetra selama perendaman keping enamel. Semakin rendah pH saliva
maka semakin besar kelarutan kalsium. Saliva penderita tunanetra terdapat
substrat yang dimetabolisme oleh bakteri untuk membentuk asam. Kelarutan yang
tinggi pada perendaman dengan saliva tunanetra juga diduga dipengaruhi
komposisi kalsium dan fosfat dalam saliva penderita tunanetra. Hal ini
dipengaruhi oleh flow saliva yang rendah pada penderita tunanetra akibat tidak
adanya persepsi cahaya.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2095]