dc.description.abstract | Karies gigi di Indonesia merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang
masih perlu mendapat perhatian. Prosentase karies gigi paling tinggi adalah pada saat
masa geligi pergantian, yaitu pada usia 10-12 tahun. Pada usia 10-12 tahun anak suka
mengonsumsi jajanan kariogenik sehingga perawatan gigi pada usia ini sangat
penting. Hal ini menyebabkan pentingnya memilih makanan yang tepat untuk
dikonsumsi dan berusaha menghindari konsumsi makanan kariogenik yang
berlebihan oleh seorang anak pada usia tersebut dengan cara mengganti jajanan
dengan sayuran dan buah-buahan.
Buah nanas (Ananas comosus L.merr) dan buah pir (Pyrus bretschneideri)
merupakan buah yang sering kita jumpai di setiap musim dan merupakan buah yang
segar yang umumnya disukai masyarakat luas. Buah nanas memiliki kandungan klor,
iodium dan fenol sedangkan buah pir memiliki kandungan katekin yang sama-sama
merupakan bakterisidal.
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental klinis dengan
rancangan eksperimental Pre and Post Test Control Group Design. Jumlah subyek
penelitian yang digunakan adalah 15 orang anak berusia 10-12 tahun. Kelima belas
orang tersebut diberi 2 kali perlakuan yaitu mengonsumsi buah nanas dan
mengonsumsi buah pir. Tiap perlakuan dilakukan pada hari yang berbeda. Satu
minggu sebelum penelitian subyek diskaling dan pada hari penelitian subyek
diinstruksikan menyikat gigi dengan teknik Bass menggunakan pasta gigi yang sama,
serta tidak makan dan minum selama 1 jam sebelum penelitian. Hal tersebut
dilakukan untuk mendapatkan kondisi rongga mulut yang homogen sebelumdilakukan penelitian dan untuk menghindari efek lain yang disebabkan oleh plak dan
sisa makanan ataupun minuman.
Data yang didapatkan dari masing-masing kelompok perlakuan di analisa
menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, uji homogenitas Levene Test,
dilanjutkan dengan uji One Way Anova, kemudian uji beda LSD. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan jumlah koloni Streptococcus
sp. antara sebelum perlakuan (kontrol) dan setelah mengonsumsi buah nanas.
(p=0,000, p<0,05). Hal ini disebabkan karena buah nanas mengandung klor, iodium
dan fenol. Kandungan senyawa-senyawa ini menjadikan buah nanas efektif
digunakan sebagai buah yang berdaya antibakteri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah koloni
Streptococcus sp. antara sebelum subyek diberi perlakuan (kontrol) dan setelah
mengonsumsi buah pir, yaitu dengan nilai probabilitas 0,000 (p<0,05). Penurunan ini
disebabkan buah pir mengandung senyawa katekin yang berfungsi sebagai
antibakteri terhadap bakteri gram positif. Dapat diketahui pula adanya perbedaan
yang signifikan jumlah koloni Streptococcus sp. antara setelah mengonsumsi buah
nanas dan buah pir, ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,000 (p<0,05). Buah nanas
lebih efektif sebagai antibakteri dibanding buah pir karena kandungan antibakteri
pada buah nanas lebih tinggi dibanding buah pir. | en_US |