dc.description.abstract | Manusia membutuhkan energi yang berasal dari makanan untuk proses
kehidupannya. Ekspresi dari penggunaan zat makanan dalam variabel tertentu
disebut status gizi. Atrofi glositis merupakan kelainan hilangnya papilla pada
permukaan lidah, namun penyebab spesifiknya belum diketahui. Atrofi glositis
merupakan salah satu keadaan yang diduga merupakan manifestasi dari
kekurangan gizi. Anak usia 6-12 tahun merupakan anak usia sekolah yang berada
dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang cepat sehingga membutuhkan
asupan zat gizi yang adekuat. Anak usia 6-12 tahun termasuk kelompok rentan
gizi. Kelompok rentan gizi ini juga dapat ditemukan di pondok pesantren. Kondisi
kesehatan anak usia 6-12 tahun di pondok pesantren belum banyak diperhatikan,
terutama dari segi kesehatannya. Tujuan penelitian untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara status gizi dengan terjadinya atrofi glositis.
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di lima pondok pesantren di
Kabupaten Jember. Populasi penelitian berjumlah 433 anak. Sampel penelitian
terdiri dari dua kelompok dengan jumlah sampel minimal 44 sampel. Kelompok I
anak yang tidak menderita atrofi glositis dan kelompok II yang menderita atrofi
glositis. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Pemeriksaan status gizi dilakukan berdasarkan indeks antropometri berat badan
/umur
Hasil pemeriksaan status gizi yaitu sebanyak 91% anak dengan status gizi
baik, 7,40% anak status gizi kurang, dan 1,60% anak dengan status gizi buruk.
Hasil pemeriksaan atrofi glisitis yaitu sebanyak 83,4% anak tidak menderita atrofi
glositis dan 16,6% anak terdiagnosis menderita atrofi glositis. Hasil pemeriksaan
kemudian dianalisis menggunakan uji statistik non-parametrik Chi Square dengan
nilai signifikansi p = 0,000 | en_US |