dc.description.abstract | Berdasarkan informasi dari guru bahwa nilai matematika kelas V dari dulu
sulit untuk mencapai ketuntasan, khususnya pada operasi pecahan. Selama ini
pembelajaran di sekolah cenderung berfokus pada aktivitas guru sebagai pengajar
dan materi yang diajarkan kurang dihubungkan dengan lingkungan dan kehidupan
sehari-hari siswa. Pembelajaran saat itu menyebabkan siswa menjadi pasif dan
memunculkan rasa kebosanan dalam diri siswa terhadap pelajaran matematika.
Salah satu model pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif adalah
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam pembelajaran tersebut ada lima
tahapan yang dilaksanakan, yaitu presentasi kelas (Presentasi yang dilakukan oleh
guru), pembentukan kelompok, tes/kuis, pemberian skor perkembangan, dan
penghargaan terhadap kelompok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui penerapan dan hasil belajar dalam pembelajaran kooperatif tipe
STAD, yaitu untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dan guru serta
bagaimana ketuntasan hasil belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Sumberjambe 03 pada tanggal
14 Maret sampai 28 Maret 2011. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas dengan menggunakan dua siklus yakni siklus I dan siklus II, dengan subjek
penelitian adalah siswa kelas V, menggunakan pendekatan kualitatif.
Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, observasi, dan tes. Data
yang dikumpulkan berupa jawaban siswa terhadap tes yang dilakukan pada setiap
akhir Siklus, aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran Siklus I dan II.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD berjalan dengan baik dan
lancar. Pada peksanaan siklus I terdapat kendala saat pembentukan kelompok
kecil, siswa kurang menerima pembagian kelompok tersebut. Hal yang perlu
vii
diperhatikan saat pembentukan kelompok adalah adanya variasi kemampuan
siswa, karena dengan kemampuan siswa yang berbeda dalam satu kelompok akan
menghidupkan suasana diskusi kelompok. Selain itu, beberapa siswa masih malu
dan takut bertanya dapat dijadikan sebagai refleksi dan perbaikan pada siklus II.
Siklus II dilaksanakan dengan memberikan motivasi dan bimbingan yang lebih
kepada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran, agar semua siswa berperan
aktif dalam diskusi kelompok. Siklus II berlangsung dengan baik dengan rata-rata
hasil belajar lebih baik dari sebelumnya.
Pembelajaran kooperatif model STAD ini dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 81,7 dan pada siklus
II mencapai 89,67. Dari hasil analisa diperoleh bahwa aktivitas siswa dalam
bertanya/menjawab pertanyaan guru atau teman cukup baik. Sebagian siswa
masih ada yang belum mengungkapkan pendapat atau bertanya selama
pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa selama kerjasama dalam kelompok,
dan aktivitas saat pemberian skor perkembangan dapat dikatakan baik. Siswa
mampu bekerjasama dalam menyelesaikan LKS dengan kelompoknya. Bahkan
aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas sudah sangat baik. Sebagian besar siswa
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dari hasil analisa, juga didapat hasil
aktivitas guru selama mengajar dengan pembelajaran STAD pada siklus I sebesar
92,91 (rata-rata dari pertemuan 1 yaitu 90,9 dan pertemuan 2 yaitu 93,93) dan
pada siklus II mencapai 96,97. Hasil tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru
selalu meningkat.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini dilihat dari ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I 69,57%
(nilai rata-rata 66,96) dan pada siklus II sebesar 82,61% (nilai rata-rata 79,13).
Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dan
guru serta hasil belajar siswa kelas V SDN Sumberjambe 03 pada pembelajaran
sub pokok bahasan operasi pecahan. | en_US |