dc.contributor.author | Laurencia Febrina Ruth Suwarso | |
dc.date.accessioned | 2013-12-02T02:28:35Z | |
dc.date.available | 2013-12-02T02:28:35Z | |
dc.date.issued | 2013-12-02 | |
dc.identifier.nim | NIM072010101043 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2085 | |
dc.description.abstract | Ubur-ubur merupakan organisme yang termasuk dalam filum Coelenterata yang mampu menghasilkan toksin yang dapat menyebabkan gangguan dalam tubuh. Di Indonesia terutama di daerah pantai selatan yaitu Pantai Papuma Jember, telah ditemukan dan diidentifikasi spesies ubur-ubur Physalia physalis. Potensi toksin ini sangat berbahaya dan dapat juga menyebabkan kematian. Akan tetapi, belum diketahui pasti pengaruh suhu terhadap potensi toksin tersebut.
Toksin Physalia physalis terdiri dari beberapa protein, dan protein-protein ini yang menyebabkan gangguan yang bersifat abnormal di dalam tubuh. Salah satu gangguan yang terjadi adalah meningkatnya hemolisis eritrosit pada manusia. Hemolisis ini dapat tampak dari perubahan supernatan dari yang berwarna jernih menjadi lebih merah. Hal ini dikarenakan pelepasan hemoglobin (Hb) ke dalam plasma. Perubahan warna yang terjadi diukur dengan menggunakan alat spektofotometri.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan tujuan mengetahui pengaruh pemanasan terhadap potensi toksin ubur-ubur Physalia physalis pada hemolisis eritrosit manusia. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Patologi Anatomi FK Unej dan laboratorium UMC. Rancangan penelitan yang digunakan adalah posttest only control group design dan jumlah sampel yang digunakan adalah 30 sampel, dan data diperoleh dengan menggunakan alat spektofotometri. Penelitian ini terdiri dari 2 proses. Pada proses pertama digunakan toksin murni dengan berbagai konsentrasi kemudian penelitian memperhatikan efek yang terjadi pada eritrosit. Lisis eritrosit dilihat dari
perubahan warna cairan supernatan yang dihitung dengan menggunakan spektofotometri. Sedangkan pada proses kedua digunakan toksin yang telah mengalami pemanasan selama 30 menit dalam suhu 1000C. Toksin tersebut dengan berbagai konsentrasi dicek potensi hemolisinnya terhadap eritrosit. Kemudian dihitung dengan menggunakan spektofotometri untuk mengetahui seberapa banyak eritrosit yang pecah. Hasil dari dua proses di atas akan dibandingkan dengan program GraphPad prism versi 5 dengan T-Test p≤0,05. Hasil penelitian menunjukkan p=0,2626. Hal ini berarti bahwa potensi toksin Physalia physalis tidak dipengaruhi oleh pemanasan. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.relation.ispartofseries | 072010101043; | |
dc.subject | Potensi Toksin, Ubur-ubur, Hemolisis Eritrosit Manusia | en_US |
dc.title | PENGARUH PEMANASAN TERHADAP POTENSI TOKSIN UBUR-UBUR (Physalia physalis) PADA HEMOLISIS ERITROSIT MANUSIA | en_US |
dc.type | Other | en_US |