PENGARUH EKSTRAK JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) 25% SEBAGAI BAHAN PEMBERSIH GIGI TIRUAN TERHADAP KEKUATAN TRANSVERSA RESIN AKRILIK TIPE HEAT – CURED
Abstract
Kehilangan gigi pada seseorang dapat dikarenakan oleh terjadinya trauma
ataupun pasca pencabutan. Hal ini dapat mempengaruhi fungsi mastikasi, pengucapan
(fonetik) dan yang paling penting estetik. Salah satu penanggulangan kondisi ini adalah
dengan pembuatan gigi tiruan. Bahan gigi tiruan yang paling sering digunakan adalah
resin akrilik (Polymetyl Metacrylat). Resin akrilik memiliki banyak jenis salah satunya
resin akrilik tipe heat-cured. Resin akrilik memiliki kelebihan antaranya mudah
dimanipulasi dan perbaikan, harganya terjangkau dan untuk estetiknya bagus. Namun
juga memiliki kekurangan yaitu porositas. Hal ini mengakibatkan permukaan resin
akrilik menjadi kasar sehingga sebagai tempat pengumpulan dental plak. Jika pengguna
gigi tiruan tersebut tidak membersihkannya akan memicu proliferasi dan peningkatan
jumlah Candida albicans. Peningkatan jumlah C. albicans dapat menyebabkan
keradangan yang disebut denture stomatitis. Untuk mengurangi insiden denture
stomatitis dapat dilakukan dengan pembersihan gigi tiruan dengan cara perendaman
dalam larutan bahan pembersih gigi. Bahan pembersih gigi ada dua yaitu bahan kimia
dan bahan alami. Jahe merah adalah salah satu bahan alami yang berasal dari tanaman
tradisional. Resin akrilik dalam penggunaan harus memenuhi sifat fisik dan mekanik.
Maka, dilakukan penelitianuntuk mengetahui ada atau tidak pengaruh perendaman
terhadap sifat mekanik resin akrilik khususnya kekuatan transversa.
Rancangan penelitian ini menggunakan metode the post test only control group
design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lempeng persegi
panjang resin akrilik tipe heat-cured 65x10x2,5 mm sebanyak 48 dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan
lempeng persegi panjang resin akrilik tipe heat-cured direndam dalam ekstrak jahe
viii
merah (Zingiber officinale var. rubrum) 25% selama 4 hari 11 hari dan 19 hari,
sedangkan pada kelompok kontrol lempeng persegi panjang resin akrilik tipe heat-cured
direndam dalam aquadest steril selama 4 hari, 11 hari dan 19 hari. Selanjutnya sampel
dilakukan pengujian kekuatan transversa di Laboratorium Uji Bahan dan Desain Jurusan
Teknik Fakultas Teknik Universitas Jember.
Data yang diperoleh dilakukan uji normalitas dan homogenitas kemudian
dianalisis menggunakan uji parametrik One Way Anova untuk mengetahui perbedaan
kekuatan transversa antara kelompok kontrol (K) dan kelompok perlakuan (P) setelah
perendaman dalam ekstrak jahe merah 25% dan aquadest steril, dengan derajat
kemaknaan p < 0,05 (α = 95%). Hasil uji One Way Anova menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan kekuatan transversa antara kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan yaitu 0.152 (P>0.05). Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya penggunaan alat uji kekuatan transversa (Universal testing machine) yang
masih secara manual sehingga crosshead tidak dapat diatur secara otomatis, pada proses
curing yang tidak menggunakan alat thermometer saat mendidihkan air sehingga tidak
dapat memastikan suhu yang digunakan secara pasti. Selain itu dalam penggunaan
ekstrak jahe merah dengan konsentrasi 25% masih terlalu kecil sehingga kandungan
fenol yang dimungkinkan merusak struktur kimia resin akrilik hanya menurunkan
kekuatan transversa sangat kecil.
Pada penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada
pengaruh perendaman ekstrak jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) 25% sebagai
bahan pembersih gigi tiruan terhadap kekuatan transversa resin akrilik tipr heat-cured.
Untuk saran perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh ekstrak jahe
merah terhadap sifat fisik dan sifat mekanik.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]