RESPONS ANTIINFLAMASI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn) TERHADAP JUMLAH SEL NEUTROFIL PADA GINGIVA TIKUS WISTAR JANTAN PASCA DIINDUKSI OLEH Porphyromonas gingivalis
Abstract
Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai tumbuhan obat adalah manggis
(Garcinia mangostana Linn). Kulit manggis yang dahulu hanya dibuang saja ternyata
menyimpan sebuah harapan untuk dikembangkan sebagai kandidat obat karena
mengandung beberapa senyawa dengan aktivitas farmakologi misalnya antiinflamasi.
Inflamasi di rongga mulut bisa disebabkan banyak faktor, P. gingivalis merupakan
salah satu penyebab utama terjadinya inflamasi periodontal karena toksinnya mampu
menghancurkan epitel dan struktur periodonsium. Pada fase seluler awal proses
inflamasi, sel pertama yang tertarik ke daerah inflamasi adalah neutrofil. Walaupun
pada proses inflamasi mengeliminir mikroorganisme yang patogen, namun inflamasi
juga dapat menimbulkan kerusakan jaringan yang disebabkan proses inflamasi yang
berelebihan. Oleh karena itu diperlukan antiinflamasi. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui respons antiinflamasi ekstrak kulit buah manggis terhadap
jumlah sel neutrofil pada gingiva tikus wistar jantan yang diinduksi oleh P.
gingivalis.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan
rancangan penelitian acak lengkap desain post-test control group. Penelitian
dilaksanakan pada bulan September-November 2012 di Bagian Biomedik
Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Fisiologi dan Laboratorium Histologi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Sampel penelitian ini menggunakan
tikus wistar jantan sejumlah 24 ekor yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
I (kontrol) dan kelompok II (perlakuan). Tiap kelompok diinduksi P.gingivalis
viii
dengan konsentrasi 3x108 CFU selama 5 hari. Kelompok kontrol diberi aquades,
kelompok perlakuan diberi ekstrak kulit buah manggis dengan dosis 300mg. Tiap
kelompok dibagi lagi menjadi 3 sub kelompok yang masing-masing sub kelompok
dilakukan dekapitasi pada hari ke-1, hari ke-3 dan hari ke-5. Setelah dekapitasi
dilakukan pengambilan jaringan, pemrosesan preparat jaringan kemudian dilakukan
penghitungan jumlah sel neutrofil tikus wistar jantan. Data yang diperoleh dianalisa
statistik menggunakan uji oneway ANOVA yang dilanjutkan dengan uji LSD.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna
terhadap rata-rata jumlah neutrofil pada gingiva tikus wistar jantan antara kelompok
kontrol dan perlakuan. Pada kelompok kontrol jumlah sel neutrofil lebih sedikit
dibandingkan kelompok perlakuan. Hal ini diduga karena kandungan xanthone yang
dapat menekan proses inflamasi dengan cara menghambat enzim siklooksigenase dan
enzim lipoksigenase, dengan terhambatnya kedua tersebut mengakibatkan pelepasan
prostaglandin, prostasiklin, tromboksan serta leukotrien juga berkurang sehingga
akan menekan proses inflamasi yang dapat ditandai dengan penurunan jumlah sel-sel
inflamasi. Kandungan lain dari kulit buah manggis yang memiliki aktivitas
farmakologi sebagai antiinflamasi diperkirakan adalah flavonoid. Mekanisme
flavonoid dalam menurunkan proses inflamasi yaitu dengan menghambat pelepasan
asam arakhidonat, sekresi enzim lisosom dari sel neutrofil dan sel endotelial serta
menghambat fase eksudasi dari proses inflamasi. Flavonoid menghambat enzim
siklooksigenase secara irreversible (prostaglandin sintetase), yang mengkatalisis
perubahan asam arakidonat menjadi senyawa endoperoksida sehingga menurunkan
pembentukan prostaglandin, maka proses inflamasi dapat berkurang. Dengan
berkurangnya inflamasi mengakibatkan jumlah sel neutrofil juga berkurang.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak kulit
buah manggis (Garcinia mangostana Linn) dapat menurunkan jumlah sel neutrofil
pada gingiva tikus wistar jantan pasca diinduksi oleh P.gingivalis.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]