Simulasi Model Perpindahan Panas dan Massa pada Proses Pengeringan Butiran Kedelai
Abstract
Proses pengeringan kedelai dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
alami dan buatan. Proses pengeringan dengan cara alami, yaitu dengan melakukan
penjemuran di bawah sinar matahari. Proses pengeringan kedelai dengan cara ini
kurang efisien karena memerlukan waktu yang lama, memerlukan tempat penjemuran
yang luas, hasil pengeringan yang bermutu relatif rendah dan tidak seragam.
Sedangkan pengeringan dengan cara buatan, yaitu dengan mengggunakan mesin
pengering cara ini membutuhkan biaya lebih mahal dan memerlukan tenaga kerja
dengan keahlian khusus tetapi cara ini beresiko tinggi jika temperatur dan
kelembabannya tidak dikontrol secara ketat dan akurasi yang tinggi. Pada penelitian
ini dikaji bagaimana simulasi model perpindahan panas dan massa pada proses
pengeringan butiran kedelai jika parameter yang mempengaruhi perpindahan panas
divariasikan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui profil perpindahan
panas dan profil perpindahan massa pada proses pengeringan butiran kedelai.
Penelitian tentang perpindahan panas dan massa pada proses pengeringan
butiran kedelai ini dibagi menjadi enam tahap yaitu kajian pustaka, diskritisasi,
identifikasi parameter, pembuatan program, simulasi program, dan analisis hasil
simulasi. Penentuan nilai parameter diambil dari data yang telah diperoleh dan
sebagian diambil dari beberapa literatur yang berkaitan dengan proses pengeringan
butiran kedelai. Setelah mendiskritisasi model perpindahan panas dan massa serta
mengidentifikasi parameter, dilanjutkan dengan pembuatan program, dimana dalam
langkah ini diberikan GUI dari simulasi model perpindahan panas dan massa pada
proses pengeringan butiran kedelai. Langkah selanjutnya yaitu melakukan simulasi
dengan cara menginput nilai parameter-parameter yang telah ditentukan sebelumnya,
ix
dimana sebagian dari nilai parameter tersebut divariasiakan. Kemudian tahap terakhir
yaitu menganalisis output dari simulasi tersebut
Dari hasil simulasi yang telah dilakukan, dapat dilihat jika jenis kedelai lokal
memiliki nilai-nilai sifat fisik yang cukup mendukung untuk melakukan perpindahan
panas yang lebih cepat dari pada jenis kedelai Edamame. Dilihat dari perpindahan
massa kedelai jenis lokal mengalami proses perpindahan massa yang lebih cepat
untuk kadar air akhir 11% maupun kadar air akhir sebesar 13 % selama 13 detik dan
9 detik. Proses pengeringan butiran kedelai dapat diketahui dengan menambahkan
waktu pada proses perpindahan panas dan perpindahan massa yang terjadi pada
butiran kedelai.
Secara umum jenis kedelai yang mempunyai karakteristik nilai
konduktivitas thermal yang semakin tinggi, panas spesifik yang semakin rendah, dan
kepadatan massa yang semakin tinggi memiliki kemampuan perpindahan panas yang
cepat. Jari- jari kedelai dan kadar air awal menentukan waktu yang dibutuhkan untuk
menyamakan kadar air pada setiap lapisan butiran kedelai. Semakin besar jari- jari
dan kadar air awal kedelai maka perpindahan massa akan semakin lama.