Penerapan Model CLIS dengan Gaya Belajar VAK dan Capaian Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 3 Tanggul
Abstract
Model CLIS menekankan pada kegiatan siswa untuk menyempurnakan
gagasan, menyesuaikan dengan ilmu pengetahuan yang ada, memecahkan dan
mendiskusikan masalah-masalah yang muncul sehingga siswa dapat mengemukakan
pendapatnya sendiri sebelum guru memberikan penyempurnaan gagasan ilmiah. Guru
berusaha menggali dan merangsang gagasan siswa dengan memberikan evaluasi,
mengintepretasikan respon-respon, memberikan kesempatan diskusi, serta menerima
sementara gagasan siswa dan membantu siswa untuk memecahkan masalah yang
rumit, dan mengarahkan siswa untuk menerima gagasan atau pandangan baru.
Gaya belajar merupakan cara termudah seseorang untuk menyerap sesuatu.
Penerapan gaya belajar VAK memudahkan guru untuk membangun jalinan,
menyelesaikan bahan pelajaran lebih cepat, membuat hasil belajar lebih melekat, dan
memastikan terjadinya pengalihan pengetahuan karena guru dapat menyeberang ke
dunia siswa dan membawa siswa ke dalam dunia guru. Hasil yang ingin dicapai
dengan menerapkan gaya belajar VAK adalah siswa dapat lebih berminat pada materi
pelajaran karena kesulitan dalam belajar akan teratasi sehingga prestasi belajar lebih
baik.
Hasil belajar IPA siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Tanggul setelah
diterapkan model CLIS dengan gaya belajar VAK untuk hasil belajar kognitif pada
siklus I sebesar 79,64 mengalami peningkatan menjadi 82,82 pada siklus II. Hasil
belajar psikomotorik pada siklus I sebesar 63,57 mengalami penurunan menjadi 58,81
pada siklus II. Hasil belajar afektif pada siklus I sebesar 87,94 mengalami
vii
peningkatan menjadi 88,89 pada siklus II. Ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas
VIII C SMP Negeri 3 Tanggul setelah diterapkan model CLIS dengan gaya belajar
VAK untuk hasil belajar kognitif pada siklus I sebesar 77,14% mengalami
peningkatan menjadi 82,86% pada siklus II. Hasil belajar psikomotorik pada siklus I
sebesar 25,71% mengalami peningkatan menjadi 28,57% pada siklus II. Hasil belajar
afektif pada siklus I sebesar 91,43% mengalami penurunan menjadi 82,86% pada
siklus II.