MPLEMENTASI PROGRAM ALUR MAGANG SEBAGAI USAHA PENINGKATAN CAPACITY BUILDING
Abstract
Unit Kegiatan Mahasiswa adalah suatu badan yang dibentuk oleh
mahasiswa yang bertujuan mengembangkan minat, bakat serta kemampuan
mahasiswa sebagai penunjang kelangsungan kesejahteraannya. Tetapi
pemanfaatannya kurang maksimal. Berdasarkan data dari kemahasiswaan rektorat
Universitas Jember misalnya, jumlah anggota UKM dan jumlah mahasiswa yang
aktif sangat jauh timpang. Tercatat hanya 10% atau sekitar 2.800an dari 28.000
mahasiswa yang aktif dalam keanggotaan UKM. Meski sebenarnya banyak sekali
manfaat dan kegunaan saat aktif dalam keanggotaan suatu organisasi.
Pengembangan kemampuan diri dan peningkatan kapasitas.
Selain itu UKM bisa juga digunakan sebagai sarana pengembangan dan
pembinaan mahasiswa, yaitu usaha yang dilakukan secara sadar, berencana,
teratur dan terarah dan bertanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian
mahasiswa guna mencapai tujuan tertentu. Dan tentu saja hal ini tidak terlepas
dari perkembangan sub-sistem pendidikan tinggi. Di Universitas Jember tepatnya
pada Fakultas Ekonomi terdapat Lembaga Pers Mahasiswa yang berusaha
memanfaatkan UKM sebagai ajang pemberdayaan.
Melalui Program Alur Magang mereka bertujuan untuk memberikan
pemahaman awal tentang kejurnalistikan dasar, wacana ekonomi, politik, dan
filsafat kepada mahasiswa yang hendak mengikuti UKM jurnalistik. Program ini
biasanya dilakukan pada masa awal magang keganggotaan. Setelah itu akan
dilakukan praktik di lapangan untuk menilai seberapa besar pemahaman mereka
terhadap materi-materi yang diberikan. Program ini bisa dikatakan sebagai suatu
usaha kesejahteraan sosial. Sesuai dengan Undang-Undang No 11 tahun 2009
tentang Kesejahteraan Sosial. Dimana semua usaha, upaya, progam dan kegiatan yang ditujuan untuk mewujudkan, membina, memelihara dan memulihkan dan
mengembangkan kesejahteraan sosial.
Penulis memilih teknik penelitian kualitatif karena secara umum, penulis
berusaha untuk tidak memanipulasi situs (setting) penelitian atau melakukan
intervensi terhadap aktivitas subjek penelitian dengan memberikan treatment
(perlakuan) tertentu. Melainkan berusaha untuk memahamui fenomena yang
dirasakan subjek sebagaimana adanya (Idrus: 2007. Hal 34 ). Dimana sifat
penelitiannya adalah studi kasus deskriptif. Bogdan (1990) dalam Idrus (2007. Hal
41) mengatakan bahwa studi kasus sebagai kajian yang rinci atas satu latar atau
satu peristiwa tertentu. Sehingga penelitian yang berdasarkan studi kasus akan
selalu unik dan berbeda dengan yang lainnya. Sedangkan deskriptif artinya adalah
penggambaran secara mendalam tentang situasi atau proses yang diteliti.
Dari penelitian ini penulis menemukan bahwa Alur Magang LPME Ecpose
ialah program “prakondisi” bagi para anggota baru untuk mengetahui seluk beluk
lembaga. Menyiapkan anggota baru untuk siap dalam bekerja di LPM dan
bagaimana kerja redaksi. Kemudian juga untuk menghindari ketika langsung
menjadi pengurus mereka banyak yang belum paham tentang materi
kejurnalistikan. Selain itu alur magang juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar
persiapan pengembangan anggota, jadi LPM mempunyai standarisasi bagi
anggotanya dan peserta minimal mengetahui dasar-dasar informasi dan
pengetahuan jurnalistik untuk kelak menjadi anggota inti.
Implementasi program alur magang juga melatih pengurus untuk menghadapi
para anggota magang dengan cara yang unik. Masing-masing dari mereka mencari
problem solving dari masalah yang ada. Sehingga dalam program ini baik peserta
alur magang maupun pengurus sama-sama memperoleh manfaat.