dc.description.abstract | Desa Siaga merupakan desa yang memiliki kesiapan sumberdaya dan
kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah/ancaman kesehatan (termasuk
bencana dan kegawatdaruratan) secara mandiri dalam rangka mewujudkan desa sehat.
Syarat agar sebuah desa menjadi Desa Siaga adalah sekurang-kurangnya mempunyai
sebuah Poskesdes. Berdasarkan syarat menjadi Desa Siaga seperti yang telah
disebutkan diatas, yaitu sekurang-kurangnya desa memiliki sebuah Pos Kesehatan
Desa, maka kriteria/indikator dalam Desa Siaga antara lain; adanya forum desa,
memiliki pelayanan kesehatan dasar, memiliki UKBM (Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat) sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat (seperti
Posyandu, Poskesdes, Polindes, dll), adanya pembinaan dari Puskesmas PONED
kepada petugas kesehatan di Poskesdes yang mampu memberikan pelayanan
kegawatdaruratan bagi ibuhamil, ibu bersalin, ibu nifas serta bayi baru lahir, memiliki
sistem surveilans dan pengamatan kesehatan yang dilakukan secara terus-menerus
oleh masyarakat (yang diamati adalah penyakit dan faktor-faktor resiko), memiliki
sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana berbasis
masyarakat, memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat, dan
memiliki lingkungan sehat, serta masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil evaluasi Program Desa
Siaga di Desa Kemuning Lor berdasarkan evaluasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Jember tahun 2009 dibandingkan dengan keadaan Desa Siaga di Desa Kemuning Lor
pada saat ini yaitu pada tahun 2012, serta mendeskripsikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kondisi program Desa Siaga di Desa Kemuning Lor tahun 2012.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan format penelitian deskriptif. Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan inti dan informan tambahan. Penentuan informan tersebut, dilakukan dengan purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengambilan data dilakukan dengan kuesioner yang dilakukan pada saat observasi awal, wawancara mendalam, observasi nonpartisipan, dan dokumentasi. Data yang diperoleh, kemudian di analisis secara interaktif dengan menggunakan model Miles and Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, berdasarkan hasil evaluasi Desa Siaga
Desa Kemuning Lor tahun 2009 yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Jember, Program Desa Siaga di Desa Kemuning Lor mencapai tahap Kembang
dengan kegiatan yang paling menonjol ialah kegiatan ambulan desa yang dibiayai
oleh dana Desa Siaga yang berasal dari masyarakat itu sendiri. Dimana, pada tahap
ini, Desa Siaga sudah mencapai tujuh indikator Desa Siaga, dan hanya memerlukan
dua tahap lagi untuk sampai pada tahapan Desa Siaga paripurna. Kemudian peneliti
mendeskripsikan hasil evaluasi tersebut dan membandingkan dengan kondisi
Program Desa Siaga pada tahun 2012 di Desa Kemuning Lor. Hasilnya, program
Desa Siaga di Desa Kemuning Lor mengalami kemunduran. Hal ini bisa diketahui
dari vakumnya beberapa indikator penting dalam Desa Siaga. Indikator tersebut yaitu
vakumnya forum masyarakat desa, vakumnya Poskesdes yang dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan vakumnya tim
penanggulangan bencana. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya;
kurangnya sosialisasi petugas kesehatan secara terus-menerus kepada masyarakat,
kurangnya koordinasi antara petugas kesehatan dengan pengurus Desa Siaga yang
lainnya, dan kurang adanya dukungan dari kepala desa. Hendaknya pengurus Desa
Siaga Desa Kemuning Lor terus aktif memberikan penyuluhan dan motivasi agar
mendorong partisipasi masyarakat dalam mencapai keberhasilan Desa Siaga tahap
Paripurna. | en_US |