NILAI-NILAI KEBERTAHANAN PETANI TEMBAKAU
Abstract
Tembakau termasuk komoditi yang mempunyai arti penting karena selain
memberikan manfaat ekonomi, manfaat sosialnya pun sangat dirasakan. Peranan
petani tembakau dalam perekonomian Indonesia dapat ditunjukkan terutama oleh
besarnya cukai yang disumbangkan sebagai penerimaan negara dan banyaknya
tenaga kerja yang terserap baik dalam tahap penanaman tembakau, pengolahan
tembakau sebelum diekspor atau dibuat rokok, maupun pada tahap pembuatan rokok.
Salah satu kendala yang dihadapi petani dalam meningkatkan pendapatannya adalah
karena rendahnya produktivitas dan berfluktuasinya harga tembakau yang sering
tidak menguntungkan petani. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi nilai-nilai
kebertahanan dan etika subsistensi para petani tembakau, sehingga mengetahui sosial
budaya dan ekonomi terhadap perilaku petani dalam menghadapi resiko pada
usahatani tembakau kasturi dan rajangan-samporis di Desa Glagahwero. Di mana,
para petani tembakau berhubugan secara langsung dengan pasar menyebabkan mixed
ethic, pada satu sisi berorientasi kepada etika sosial-kolektif dan pada sisi yang lain
harus berorientasi kepada keuntungan yang maksimal. Sedangkan metode penelitian
yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan partisipatif. Teknik
penentuan informan menggunakan Purpossive Sampling. Berdasarkan penemuan
dilapangan semakin luas lahan garapan yang diusahakan petani tembakau maka
semakin tinggi pendapatan yang diperoleh petani dan pendapatan yang diperoleh
petani semakin efisien. Hal ini berdasarkan hasil penelitian dengan semakin luas
lahan garapan yang diusahakan petani tembakau maka pendapatan bersih atau
keuntungan semakin lebih tinggi sekalipun hal itu berarti peningkatan biaya tetapi karena biaya yang dikeluarkan sudah efisien sehingga mampu meningkatkan
pendapatan para petani. Dalam penerimaan yang diperoleh petani yang dinilai dalam
bentuk perkalian akan menghasilkan suatu pendapatan yang mempengaruhi faktor
sosial ekonomi petani. Faktor umur dan pendidikan yang dimiliki oleh para petani
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan yang diperoleh petani. Hal
ini dikarenakan dalam proses produksi petani tidak melakukan proses produksi
sendirian, demikian halnya dalam hal pendidikan secara formal memang tidak
diperlukan oleh para petani karena mereka sudah sangat memahami cara budidaya
tembakau secara turun temurun.