DAMPAK PERNIKAHAN MAHASISWI DI MASA STUDI (Studi Deskriptif pada Mahasiswi FISIP Universitas Jember yang Telah Menikah)
Abstract
Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan orang lain
untuk hidup bersama atau berkelompok dengan manusia lainnya. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut manusia perlu melakukan interaksi satu sama lainnya. Selain itu
untuk mempertahankan dan melangsungkan hidup manusia butuh adanya sebuah
keluarga yang dapat memberikan suatu ikatan lahir batin antara dua jenis manusia
yang berlainan yaitu pria dan wanita sehingga tercapai tujuan untuk menciptakan
rumah tangga yang rukun, bahagia sejahtera melalui ikatan yang disebut pernikahan.
Pada saat ini banyak pasangan yang melakukan pernikahan usia dini. Di
bangku SMU melakukan pernikahan ketika masih dalam studi masih menjadi
perdebatan, tidak demikian halnya di perguruan tinggi. Mahasiswa diperbolehkan
melakukan pernikahan disaat mereka berada di bangku kuliah. Adanya pernikahan di
kalangan mahasiswa kadangkala merupakan suatu alternatif untuk memenuhi
kebutuhan. Dimana pada usia ini mereka sudah memasuki usia pernikahan apalagi
didorong oleh era transformasi budaya saat ini, sehingga ada banyak di kalangan
mahasiswa mengambil alternatif untuk menikah di pertengahan studi yang mungkin
dianggap sebagai langkah antisipasi dalam menghadapinya. Norma-norma yang ada
di masyarakat berubah cepat, yang mungkin belum pernah dialami orang tua
sebelumnya. Dimana perkembangan zaman telah berkembang di beberapa daerah,
seperti yang terjadi di kabupaten Jember.
Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Negeri Jember terdapat
fenomena dimana mahasiswi yang telah menikah, pada umumnya mahasiswi akan
tidak dapat menyelesaikan kuliah tepat pada waktunya. Hal tersebut dapat
membuang-buang waktu dan menghambat mahasiswi tersebut apabila ingin mencari
suatu pekerjaan untuk membantu perekonomian keluarga. Perempuan yang sudah
menikah serta berkuliah di perguruan tinggi mempunyai peran yang lebih besar
dibandingan dengan mahasiswi yang belum menikah. Mahasiswi yang sudah
berumah tangga, mereka harus menyesuaikan diri mereka baik itu dengan kegiatan
studinya dan juga rumah tangganya. Mahasiswi yang sudah menikah seringkali harus
mengatur waktu antara tanggung jawab dalam keluarga dan tanggung jawab akan
pendidikan. Hal ini dikarenakan seorang mahasiswa yang telah menikah harus
mampu membagi waktu untuk bekerja, waktu untuk keluarga dan waktu untuk
pendidikan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan Penelitian ini akan
mendeskripsikan Dampak Pernikahan Mahasiswi Di Masa Studi. Metode penelitian
ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dan jenis penelitiannya
adalah deskriptif. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling dan menemukan 10 orang informan, yaitu 7 sebagai informan
pokok, 3 sebagai informan tambahan. Pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini meliputi wawancara mendalam (indept interview) semi terstruktur,
observasi partisipan pasif, dan dokumentasi. Dalam menguji keabsahan data,
penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi. Lokasi penelitian di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember.Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 16
Mei sampai 17 Juli 2012.Penulis mendeskripsikan dampak-dampak yang ditimbulkan
dari pernikahan yang dilakukan pada saat masih aktif dalam perkuliahan. Masalahmasalah
yang timbul seperti masa hamil, sibuk mengurus rumah tangga, mengurus
anak, masalah keuangan akan berdampak konsentrasi mahasiswi tersebut berkurang
di dalam kegiatan perkuliahan. Pengaruh yang timbul akibat konsentrasi yang
berkurang berdampak frekuensi kehadiran dalam perkuliahan berkurang. Pengaruh-
pengaruh tersebut akan berdampak turunnya nilai akademik. Terdapat juga pengaruh
yang positif yang muncul dari pernikahan yang dilakukan mahasiswi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Negeri Jember disaat masih aktif kuliah.
Dimana pengaruh tersebut itu berupa adanya dorongan motivasi dari orangtua, suami
dan juga teman-teman akan dapat membuat mahasiswi yang tertekan akibat masalahmasalah
yang sedang dihadapi menjadi lebih semangat dalam menjalankan
perkuliahan. Kehadiran anak di dalam pernikahan, walaupun akan berdampak
mahasiswi memerlukan tenaga ekstra untuk mengurus anak dan juga melakukan
seluruh kegiatan perkuliahan. Nyatanya anak dapat memberikan sebuah motivasi bagi
mahasiswi tersebut untuk tetap melanjutkan perkuliahan sampai selesai. Dengan
menyelesaikan perkuliahan mahasiswi tersebut dapat mencari pekerjaan agar dapat
membantu keuangan keluarga untuk membiayai keperluan sang anak kelak. Teman-
teman perkuliahan yang mengetahui mahasiwi tersebut telah menikah pada umumnya
juga akan memperlihatkan sikap simpatik dengan memberikan dukungan dan
memberikan perhatian ke mahasiswi tersebut agar dapat menyelesaikan
perkuliahannya sampai selesai.