Korelasi Antara Intensitas RGB Warna Kulit Tehadap Kadar Gula Reduksi Daging Buah Pada Berbagai Tingkat Kemasakan Buah Pisang Ambon (Musa paradisiaca L)
Abstract
Mutu pisang ditentukan oleh beberapa parameter, diantaranya adalah parameter
tingkat ketuaan yang dilihat dari sisi warna dan rasa manis. Identifikasi tingkat ketuaan
pisang dilakukan oleh petani secara konvensional, yaitu berdasarkan warna kulit
pisang. Padahal prosedur visual tersebut memiliki keterbatasan, yaitu batas antara
stadium kematangan buah pisang sukar ditentukan dengan mata telanjang, bersifat
subjektif, penilaian manusia dapat berbeda dari satu penilai dengan penilai lainnya serta
tidak reprodusibel. Kualitas warna kulit pisang dapat dikuantitatifkan, dimana data
kuantitatif ini nantinya dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kemasakan buah
pisang tanpa merusak buah (non destructive). Oleh karena itu pada penelitian ini
dilakukan pengujian tingkat korelasi antara kadar gula reduksi daging buah terhadap
intensitas RGB warna kulit.
Penelitian yang dilakukan di Laboratorium Biokimia ini berlangsung dalam
dua tahap. Tahap pertama dilakukan proses pengambilan gambar menggunakan
kamera digital. Gambar kulit pisang yang dihasilkan dihasilkan dikuantifikasi
menggunakan software Matrix sehingga diperoleh intensitas RGB. Tahap kedua
dilakukan pengukuran kadar gula reduksi pada daging buah pisang menggunakan
metode Nelson Somogyi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui korelasi antara
intensitas RGB warna kulit terhadap gula reduksi daging buah pisang. Analisa data
menggunakan korelasi Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara intensitas RGB warna
kulit dengan kadar gula reduksi daging buah pisang bersifat positif. Hubungan positif
menunjukkan jika kadar gula reduksi bertambah maka intensitas red, green, dan blue
juga meningkat. Korelasi antara intensitas Red dengan kadar gula reduksi sebesar
0,840 dengan katerogi hubungan kuat/sangat erat, korelasi antara intensitas Green
dengan kadar gula reduksi sebesar 0,727 dengan katerogi hubungan erat, korelasi
antara intensitas Blue dengan kadar gula reduksi sebesar 0,546 dengan kategori
hubungan cukup erat.
Uji kemiringan garis regresi (tan α) menunjukkan bahwa tan α dan α rerata
dari red, green dan blue sebesar 2,4 dan 111,4
ix
o
. Oleh karena nilai α yang dihasilkan
lebih besar dari 45
o
sehingga kenaikan intensitas RGB lebih besar daripada kenaikan
kadar gula reduksi. Selain itu dapat pula dijelaskan bahwa perubahan warna kulit
pisang yang meningkat secara signifikan diikuti dengan perubahan kadar gula yang
meningkat namun tidak signifikan.