PENGARUH USIA, LUAS PERMUKAAN, DAN BIOMASSA DAUN PADA TIGA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L) Merill) TERHADAP PREFERENSI OVIPOSISI Spodoptera litura, Fabricius.
Abstract
Nama umum Spdoptera litura, Fabricius adalah ulat grayak, atau sering
disebut ulat tentara. Serangga ini merusak saat stadia ulat, yaitu memakan daun,
sehingga daun menjadi berlubang-lubang. Serangan ulat grayak menyebabkan daun
tanaman menjadi layu dan berbercak putih. Ujung daun biasanya tampak terpotong-
potong. Daun menjadi tembus pandang karena yang tersisa hanya kulit ari saja
(Fachruddin, 2000: 84). Biasanya larva berada di permukaan bawah daun dan
menyerang secara serentak dan berkelompok (Marwoto dan Suharsono, 2008). Ulat
Grayak merupakan hama utama pada tanaman kedelai. Adapun beberapa hal yang
dapat mempengaruhi preferensi oviposisi pada tanaman inang diantara adalah faktor
morfologi daun yaitu luas permukaan daun, usia daun, dan biomassa daun. Serangga
terkadang menunjukkan adanya pemilihan makan pada organ atau jaringan tertentu
pada tumbuhan berdasarkan usia fisiologisnya. Tingkat usia daun mempengaruhi
produksi zat kimia pertahanan diri, beberapa diantaranya meningkat, meskipun pada
beberapa jenis lain menurun. Pada beberapa daun, berat spesifik daun umumnya
menurun seiring dengan peningkatan luas permukaan daun, dan meningkat seiring
dengan ketebalan daun. Pengukuran berat spesifik daun digunakan untuk menyatakan
fungsi fisiologisnya terkait dengan ketahanan tanaman terhadap serangan hama.
Penelitian dilaksanakan mulai 04 Juli 2010 sampai akhir bulan Agustus 2010 di Dinas Pertanian dan Hortikultura, Patrang, kabupaten Jember. Metode penelitian menggunakan rancangan faktorial, untuk perlakuan digunakan tiga varietas kedelai, yaitu varietas Surya, Galunggung, dan Baluran dengan tiga kali ulangan.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jumlah telur Spodoptera litura yang
ditemukan pada tiap usia daun kedelai varietas Surya adalah 6,33 butir pada usia tua,
518,00 butir pada usia dewasa, dan 3,67 butir pada usia muda. Pada varietas
Galunggung dan Baluran hanya ditemukan pada daun dewasa, yaitu 118,73 butir dan
341,43 butir. Usia daun kedelai menunjukkan adanya pengaruh tidak nyata (p=0,60)
terhadap preferensi oviposisi Spodoptera litura. Rerata luas permukaan daun kedelai
pada penelitian ini adalah 1791,27 mm2 pada varietas Surya dengan rerata jumlah
telur yang ditemukan pada tiap daun 37,71 butir, pada varietas Galunggung 2096,90
mm2 dengan rerata jumlah telur yang ditemukan pada tiap daun 10,38 butir, dan
varietas Baluran 1513,32 mm2 dengan rerata jumlah telur yang ditemukan pada tiap
daun 33,36 butir. Luas permukaan daun kedelai berpengaruh sangat nyata (p=0,00)
terhadap preferensi oviposisi Spodoptera litura. Rerata biomassa daun kedelai
varietas Surya adalah 0,080 mg/mm2 dengan rerata jumlah telur yang ditemukan pada
tiap daun sebesar 37,71 butir, varietas Galunggung 0,091 mg/mm2 dengan rerata
jumlah telur yang ditemukan pada tiap daun sebesar 10,38 butir, dan Baluran 0,086
mg/mm2 dengan rerata jumlah telur yang ditemukan pada tiap daun sebesar 33,36
butir. Besarnya biomassa daun kedelai menunjukkan adanya pengaruh tidak nyata
(p=0,12) terhadap preferensi oviposisi Spodoptera litura.