PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP
Abstract
paya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan mewujudkan
pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman pada siswa secara holistikkontekstual
menuju transformasi pengalaman yang ilmiah pada diri siswa. Suatu
pembelajaran hendaknya menekankan pada hubungan yang harmonis antara belajar,
bekerja, dan aktivitas belajar lainnya dalam menciptakan atau menemukan
pengetahuan yang dicari. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian tentang
pembelajaran yang mengintegrasikan pengalaman awal siswa dengan pengalaman
saintifik, yaitu dengan menggunakan pembelajaran kontekstual melalui model
experiential learning. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengkaji adanya
perbedaan yang signifikan hasil belajar fisika antara pembelajaran yang menggunakan
model experiential learning dan model pembelajaran konvensional; (2) untuk
mengkaji efektifitas model experiential learning dalam pembelajaran fisika; (3) untuk
mengkaji aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan model experiential
learning.
Penentuan tempat penelitian adalah dengan purposive sampling area.
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Jember. Responden penelitian ditentukan
setelah dilakukan uji homogenitas. Penentuan sampel penelitian dengan teknik cluster
random sampling. Rancangan penelitian menggunakan control group pre-test and
post-test design. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dokumentasi, dan tes. Analisis data menggunakan: (1) uji t untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa antara pembelajaran yang
menggunakan model experiential learning dan model pembelajaran konvensional; (2)
uji efektifitas untuk mengetahui efektifitas pembelajaran fisika yang menggunakan
viii
model experiential learning; (3) persentase aktivitas siswa untuk mengkaji aktivitas
siswa selama mengikuti pembelajaran dengan model experiential learning.
Analisis data dengan menggunakan uji t menunjukkan hasil t
= 3,06 dan
t
tabel
= 1,99, sehingga t
hitung
> t
maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja
(Ha) diterima. Jadi ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika yang
menggunakan model experiential learning dan model pembelajaran konvensional.
Efektifitas pembelajaran fisika menggunakan model experiential learning sebesar
78,39 %, angka ini termasuk dalam kategori sangat efektif. Sedangkan efektifitas
pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran konvensional sebesar 63,46 %,
angka ini termasuk kategori efektif. Adapun aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran dengan model experiential learning sebesar 80,40 %, nilai ini termasuk
kategori sangat aktif.
tabel
Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) ada perbedaan yang signifikan hasil
belajar fisika siswa antara pembelajaran dengan menggunakan model experiential
learning dan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada pokok
bahasan Alat-alat Optik kelas VIII SMP Negeri 3 Jember semester genap tahun
pelajaran 2006/2007; (2) penerapan model experiential learning lebih efektif
dibandingkan model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran fisika kelas VIII
pokok bahasan Alat-alat Optik semester genap tahun pelajaran 2006/2007 di SMP
Negeri 3 Jember; (3) aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model experiential learning pada pokok bahasan Alat-alat Optik kelas
VIII SMP Negeri 3 Jember semester genap tahun pelajaran 2006/2007 termasuk dalam
kategori sangat aktif.