PERBEDAAN TINGKAT PEMANGSAAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) TERHADAP LARVA NYAMUK Aedes aegypti L. DAN LARVA NYAMUK Culex sp.
Abstract
Nyamuk penular penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia yang
penting adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Saat ini yang menjadi vektor
utama dari penyakit DBD adalah Aedes aegypti L. (Soegijanto, 2003).
Nyamuk Culex sp. Merupakan jenis nyamuk yang biasanya menggigit pada
malam hari dan menjadi penganggu bagi manusia. Jenis nyamuk ini berkembang biak
di sekitar tempat tinggal manusia. Culex sp. adalah anggota dari serangga yang pada
beberapa spesies tertentu merupakan vektor yang potensial bagi beberapa penyakit
seperti West Nile Virus di Amerika Serikat, filariasis, Dirofilaria immitis yang dapat
ditemukan di Bogor, dan Japenese enchepalitis di Bengkalis Riau. Menurut Hasan
(2002) diperkirakan 20 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah endemis filariasis,
bahkan saat ini jumlah kasus filariasis meningkat jauh, dan penduduk yang tinggal di
daerah endemis filariasis juga telah meningkat.
Penggunaan Ikan Mas Potensi ikan pemakan larva dalam mengontrol populasi
nyamuk Aedes aegypti L. dan Culex sp. telah diketahui sejak lama dan salah satu
jenis ikan yang paling sering di pakai adalah Ikan Mas (Cyprinus carpio) (Cahyono,
2000). Dilihat dari sifat makan, ikan dibagi dalam dua golongan, yaitu ikan yang
pasif dan ikan yang agresif. Ikan Mas termasuk ikan yang aktif, seperti sifat makan
ikan nila. Ikan Mas akan bergerak cepat ke arah pakan dan dengan cepat pula
menangkap pakan itu. Lebih agresif lagi bila dalam kepadatan tinggi. Meski agresif,
tapi bila sudah kenyang akan masuk ke dalam air. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbedaan tingkat pemangsaan Ikan Mas terhadap larva instar I, II