APLIKASI PROSES HIRARKI ANALITIK DAN ANALISIS SENSITIVITAS PADA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI (Studi Kasus Akseptor KB di Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto)
Abstract
Program KB telah sukses menekan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia.
Di Kota Mojokerto, program KB memberikan dampak terhadap penekanan laju
pertumbuhan penduduk, dari 3,02% per tahun pada 1986 menjadi 0,07% per tahun
pada tahun 2005. Metode kontrasepsi yang banyak digunakan oleh akseptor KB di
Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto adalah MOW, MOP, IUD,
implant, pil dan suntik. Dalam memilih metode kontrasepsi yang akan digunakan,
akseptor KB memperhatikan berbagai faktor, antara lain masa efektif, efek samping,
keuntungan, kontraindikasi, biaya dan tingkat keberhasilan. Untuk mengetahui
besarnya pengaruh berbagai faktor terhadap pemilihan metode kontrasepsi, dalam
penelitian ini dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh berdasarkan jawaban
kuesioner dari 372 responden.
Permasalahan pemilihan metode kontrasepsi ini dapat dikategorikan sebagai
permasalahan Multiple Attribute Decision Making (MADM). Salah satu metode
pelesaian permasalahan MADM adalah Proses Hirarki Analitik (PHA). Pengaruh
faktor-faktor pemilihan metode kontrasepsi oleh akseptor KB Kelurahan Wates,
Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, yaitu masa efektif 17,20%; efek samping
17,20%; keuntungan 9,85%; kontraindikasi 17,20%; biaya 29,55% dan tingkat
keberhasilan 9,02%. Sedangkan pemilihan metode kontrasepsi oleh akseptor KB Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto adalah MOW dan MOP
sebesar 8,38%; IUD 22,24%; implant 20,09%; pil 16,52% dan suntik 24,39%.
Berdasarkan hasil analisis sensitivitas dapat diketahui perubahan prioritas
pemilihan metode kontrasepsi. Perubahan prioritas pemilihan metode kontrasepsi
oleh akseptor KB Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto dapat
terjadi akibat peningkatan perhatian sebesar 30% terhadap faktor kontraindikasi dan
penurunan perhatian sebesar 18% terhadap faktor biaya. Perubahan perhatian
terhadap faktor kontraindikasi dan biaya ini mengakibatkan metode IUD menjadi
prioritas pemilihan metode kontrasepsi menggantikan metode suntik yang semula
menjadi prioritas pemilihan.