PENGARUH LUAS LAHAN, BIBIT, PUPUK, OBAT-OBATAN, TENAGA KERJA TERHADAP HASIL PRODUKSI DAN EFISIENSI PENGGUNAAN BIAYA PADA USAHATANI BAWANG MERAH (Studi kasus di Desa Sumberkledung Kecamatan Tegal Siwalan Kabupaten Probolinggo Musim Tanam 2008)
Abstract
Bawang Merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang
sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Prospek usahatani Bawang
Merah cukup cerah. Penggunaan Bawang Merah cukup baik karena pertambahan
penduduk maupun penggunaan perkapita. Dewasa ini makin banyak konsumsi
makanan siap saji di tengah masyarakat (nasi goreng, sate, soto dan lain-lain) yang
memerlukan Bawang Merah, selain itu produk makanan awetan juga menggunakan
Bawang Merah goreng. Produksi bawang merah saat ini belum mencukupi untuk
kebutuhan domestik/dalam negeri. Dapat dilihat di kota Brebes, daerah yang
menghasilkan 30 % dari total produksi nasional (dengan areal panen 18.000 ha/th)
ternyata di kota tersebut terdapat importir Bawang Merah (Direktorat Jenderal
Holtikultura). Untuk mengurangi impor, maka petani Bawang Merah harus
meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produksi Bawang Merah. Kualitas dan
kuantitas (output) dari hasil produksi Bawang Merah sangat dipengaruhi oleh faktor
input yaitu faktor produksi yang terdiri dari faktor produksi luas lahan, bibit, pupuk,
obat-obatan, dan tenaga kerja. dari latar belakang tersebut menimbulkan
permasalahan bagaimanakah pengaruh faktor Produksi yang meliputi luas lahan,
bibit, pupuk, obat-obatan, dan Tenaga Kerja secara simultan dan parsial terhadap
Hasil Produksi Petani Bawang Merah Varietas Filipina di Desa sumberkledung
Kecamatan Tegal Siwalan Kabupaten Probolinggo, manakah diantara faktor produksi
luas lahan, bibit, pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja yang mempunyai pengaruh