PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI KEDELAI EDAMAME BEKU PT. MITRATANI DUA TUJUH JEMBER
Abstract
PT. Mitratani Dua Tujuh merupakan perusahaan agroindustri yang bergerak di
bidang budidaya kedelai edamame yang terletak di Jalan Brawijaya No. 83
Kecamatan Mangli Kabupaten Jember. Hasil utama produksi PT. Mitratani Dua
Tujuh adalah kedelai edamame beku yang di ekspor ke luar negeri sesuai dengan
pesanan/kontrak. Setelah produk dikirim kepada buyer, ada feedback yang diberikan
oleh perusahaan berupa komplain dan return. Untuk itu, perusahaan memerlukan
pengendalian sebagai alat kendali agar rencana yang telah disusun/ditetapkan dapat
terlaksana dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pengendalian
proses produksi kedelai edamam beku pada PT. Mitratani Dua Tujuh Jember.
Jenis penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penentuan
informan menggunakan purposive sampling. Tahap pengumpulan data terdiri dari
studi kepustakaan, pengumpulan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data
primer dengan cara observasi dan wawancara. Pengumpulan data sekunder dengan
cara mengambil dan mempelajari arsip/dokumen perusahaan. Tahap pemeriksaan
data dilakukan dengan perpanjangan penelitian, ketekunan pengamatan dan
pemeriksaan sejawat melalui diskusi. Tahap analisis data menggunakan analisis
domain dan taksonomi. Tahap penarikan kesimpulan menggunakan metode induktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian proses produksi kedelai
edamame beku pada PT. Mitratani Dua Tujuh sudah dilakukan dengan baik sesuai
dengan instruksi kerja atau SOP yang telah dibuat oleh perusahaan, antara lain
pengendalian tahap input berupa pengendalian bahan baku, tenaga kerja, mesin dan
peralatan serta ruangan; pengendalian tahap transformasi mulai dari penerimaan
bahan baku
Vibrating, IQF, Cold Storage, dan sortasi akhir; dan pengendalian tahap output
berupa pengendalian pada Packaging dan Stuffing. Semua dilakukan secara intensif
untuk menjamin sebuah mutu dengan hasil kedelai edamame beku yang berkualitas
tinggi. Terkait dengan komplain dan return yang diterima perusahaan, seharusnya
perlu adanya koordinasi antar bagian input, transformasi ataupun output untuk
meminimalisir penyimpangan.