Pengembangan LDK (Lab Dalam Kepingan) Berbasis Kertas Untuk Deteksi Darah Dan Asam Urat Pada Sampel Urin Secara Simultan;
Abstract
Keberadaan darah dan asam urat dalam urin perlu senantiasa dipantau
untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang. Hematuria adalah suatu gejala
yang ditandai dengan adanya darah atau sel darah merah (eritrosit) dalam urin.
Derajat hematuria tidak selalu sesuai dengan kelainannya, sehingga hematuria
harus selalu dipertimbangkan sebagai gejala penyakit yang serius sampai
dibuktikan sebaliknya. Sedangkan asam urat merupakan hasil akhir metabolisme
purin. Keberadaannya normal ada di dalam darah dan urin namun jika jumlahnya
berlebihan maka dapat menimbulkan penyakit gout yang ditandai dengan nyeri
sendi dan timbulnya hematuria mikroskopis.
Untuk memonitor kadar darah dan asam urat dalam urin dapat digunakan
LDK sebagai sensor kimia dengan karakteristik tertentu yang dapat mendeteksi
analit secara semikuantitatif dengan penglihatan mata biasa. LDK yang difabrikasi
dengan teknik cetak sablon dan diimmobilisasi dengan teknik adsorbsi ini
mengandung dua reagen, yaitu tetramethylbenzidine-cumene hydroperoxide pada
area reagen darah dan kompleks besi-(III)tris-(1,10)-phenantrolin pada area
reagen asam urat. Pada area reagen darah terjadi perubahan warna dari biru muda
menjadi biru tua karena adanya hemoglobin dalam urin memicu reaksi oksidasi
tetramethylbenzidine oleh cumene hydroperoxide. Sedangkan reaksi reduksi
kompleks besi-(III)tris-(1,10)-phenantrolin oleh asam urat dalam urin
menimbulkan perubahan warna dari kuning menjadi merah kekuningan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahan sablon yang sesuai untuk
LDK merupakan campuran tinta pasta karet warna putih dan emulsifier dengan
perbandingan 3:1, serta diwarna dengan tinta hitam. Sebagai matriks pendukung
digunakan kertas saring halus merk ‘Whatman”. Kondisi optimum LDK antara
lain: volume sampel optimum 80 µL; volume reagen optimum yaitu 1 µL untuk
area reagen darah dan 0,5 µL untuk area reagen asam urat; pH optimum buffer
sitrat untuk deteksi darah adalah 5 dan pH optimum buffer sitrat untuk deteksi
asam urat adalah 6; konsentrasi optimum reagen deteksi darah yaitu
Tetramethylbenzidine 20000 ppm dan Cumene hydroperoxide 3% serta
konsentrasi optimum reagen deteksi asam urat yaitu Kompleks Besi (III) – Tris
(1,10-Phenantrolin) 1000 ppm.
Karakteristik LDK sebagai sensor kimia meliputi: daerah linier deteksi
darah pada konsentrasi 0,30 - 6,0 ppm dan daerah linier deteksi asam urat pada
konsentrasi 400 – 1000 ppm; LDK akurat untuk deteksi darah (% recovery 94,53
%) dan akurat untuk deteksi asam urat (% recovery 98,27 %); LDK presis pada
deteksi darah konsentrasi 0,30 – 7,50 ppm dan presis pada deteksi asam urat
konsentrasi 400 – 1000 ppm; limit deteksi darah sebesar 0,15 ppm dan limit
deteksi asam urat sebesar 100 ppm; limit kuantifikasi darah sebesar 0,30 ppm dan
limit kuantifikasi asam urat sebesar 400 ppm; LDK sensitif karena dibutuhkan
perbedaan konsentrasi yang kecil untuk menimbulkan perubahan warna yang
signifikan, yaitu 1,13 ppm untuk deteksi darah dan 21,74 ppm untuk deteksi asam
urat; deteksi LDK tidak terganggu dengan adanya dua komponen matriks terbesar
penyusun urin, yaitu urea dan natrium klorida, ditunjukkan dengan perbedaan ∆
mean Blue relatif kecil (0,2) untuk deteksi darah dan perbedaan ∆ mean Red
relatif kecil (0,9) untuk deteksi asam urat; waktu respon LDK 2 menit untuk
deteksi darah dan 5 menit untuk deteksi asam urat; LDK baik disimpan pada suhu
dingin ±8
0
C dan tidak lebih dari 2 minggu; LDK sebagai sensor kimia dapat
digunakan untuk mengukur kadar darah dan asam urat dalam sampel urin nyata
secara simultan, dimana hasil yang diperoleh berupa kadar semikuantitatif.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1490]