TINDAKAN SURVIVALITAS KELUARGA MISKIN PENYANDANG DOWN SYNDROME (Studi Kasus di Desa Sidoharjo Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo) SURVIVALITAS ACTIONS DISABLED DOWN SYNDROME POOR FAMILIES (Case Study in Rural Districts Sidoharjo Jambon Ponorogo District)
Abstract
Kemiskinan merupakan suatu isu yang sampai saat ini masih hangat untuk diperbincangkan, meski kita ketahui banyak program pembangunan yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi tingkat kemiskinan tetapi hal tersebut belum bisa memberikan dampak yang positif, hanya mereka dari golongan tertentu saja yang bisa merasakan, sedangkan masyarakat golongan menengah kebawah semakin terpuruk dalam kemiskinan itu sendiri
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tindakan survivalitas
keluarga miskin penyandang down syndrome (keterbelakangan mental), di Desa
Sidoharjo Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo. Jenis penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Lokasi
penelitian di Desa Sidoharjo Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo, alasan
penulis memilih lokasi penelitian ini disebabkan Desa Sidoharjo merupakan
daerah pegunungan kapur, dan merupakan lahan kering yang memiliki sawah
tadah hujan, sehingga aktivitas pertanian hanya bisa dilakukan satu tahun sekali
yaitu pada musim penghujan. Padahal dari segi perekonomian mereka
mengandalkan pertanian, sehingga masyarakat tidak bisa memaksimalkan usaha
pertaniannya, karena keadaan alam tidak mendukung. Penentuan informan dalam
penelitian ini menggunakan metode Snowball dan menemukan lima informan.
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi wawancara
mendalam (indept interview) dan menggunakan observasi partisipan pasif. Dalam
menguji keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber
data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mencukupi kebutuhan
keluarga masyarakat Desa Sidoharjo melakukan tindakan survivalitas yang
diantaranya adalah 1). Diversifikasi pekerjaan, yaitu melakukan pekerjaan
sampingan sebagai tukang serabutan (buruh tani dan mencari kayu) dan
memelihara hewan ternak; 2). Mengatur pola konsumsi keluarga, dengan
mengkonsumsi gaplek atau tiwul sebagai pengganti nasi; 3). Pemanfaatan anggota
keluarga, yaitu dengan mengikutsertakan anggota keluarga yang lain seperti istri
dan anak untuk membantu bekerja menambah penghasilan; 4). Penguatan
hubungan sosial/jaringan sosial, dengan meminjam uang kepada tetangga dan berhutang di warung atau toko untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari pada saat tidak memiliki uang.
Kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini adalah keluarga miskin
penyandang down syndrome (keterbelakangan mental), melakukan tindakan
survivalitas. Agar kebutuhan keluarga dapat terpenuhi, meski dengan keterbatasan kondisi yang ada mereka dapat bertahan hidup.