dc.description.abstract | Thailand merupakan negara yang penuh dengan krisis politik dalam negeri
yang berkepanjangan. Krisis politik di Thailand biasa terjadi dan keadaan ini akan
diikuti oleh pergantian perdana menteri. Dalam 20 tahun terakhir mulai 1988 sampai
2008, sudah ada 17 pergantian kekuasaan dan delapan di antaranya dilakukan dengan
kudeta atau secara teknis kudeta. Krisis politik yang sering terjadi di Thailand
disebabkan adanya persaingan antar-elit kekuasaan yang berpengaruh di Thailand.
Pihak-pihak yang paling berpengaruh dalam persaingan antar-elit ini adalah para
politikus dalam pemerintahan dan tokoh-tokoh militer Thailand yang masing-masing
memiliki kepentingan yang berbeda. Pada bulan Maret 2010 krisis politik antar-elit di
Thailand menyebabkan kelompok pendukung setia mantan Perdana Menteri Thaksin
yang dikenal dengan Red Shirts, menggelar demonstrasi besar-besaran di Bangkok
melawan pemerintahan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva untuk menuntut
kembalinya sang pemimpin populis itu yang digulingkan pada kudeta militer tahun
2006 dan kemudian hengkang dari negaranya. Menanggapi aksi tersebut pemerintah
Thailand memberlakukan Undang-Undang Keamanan Internal (Internal security
Act/ISA) guna mengantisipasi pecahnya bentrokan yang lebih parah dan
mengerahkan kekuatan militer untuk meredam demonstrasi.
Adapun fokus dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui serta
menganalisa penyebab terjadinya demonstrasi massa Kaos Merah yang pendukung
mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra terhadap pemerintahan Perdana Menteri
Abhisit Vejjajiva di Thailand pada bulan Maret tahun 2010. Sedangkan skripsi ini
adalah merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui perpustakaan Universitas Jember, Ruang Baca Fisip, Internet,
media massa dan koleksi pribadi. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan
Sejarah Politik atau Political-Historical Approach yaitu pendekatan yang
menggunakan suatu deskripsi kronologis dari kenyataan politik mengenai berbagai
hal dalam kehidupan suatu negara (sosial politik) baik menyangkut kebijakan dalam
negeri maupun luar negeri. Metode yang dilakukan dalam penyelesaian skripsi ini
adalah dengan menggunakan metode pengumpulan data dan metode analisis data.
Metode pengumpulan data adalah tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam
melakukan penulisan terhadap sumber dan data yang dianggap relevan dengan
permasalahan yang hendak dipecahkan. Sedangkan metode analisis data digunakan
cara berfikir deduktif yaitu menjelaskan tentang sesuatu yang sifatnya umum menuju
ke sesuatu yang sifatnya lebih khusus, atau menjelaskan teoritis atas fakta yang
bersifat konkret. Penulisan skripsi ini juga menggunakan metode analisa deskriftipkualitatif.
Data akan dianalisa secara lebih lanjut guna mencari fakta-fakta yang
nantinya akan mendukung hasil akhir dari penulisan yang dilakukan. Hal ini
dilakukan karena data-data dan informasi yang diperoleh penulis merupakan sebuah
data yang bersifat sekunder, sehingga data yang telah diperoleh tidak dapat dilakukan
pengukuran secara langsung. Adapun teori yang digunakan untuk menganalisa
permasalahan yang diangkat di dalam skripsi ini adalah teori konflik elit. | en_US |