dc.description.abstract | Hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius di Indonesia, disamping
karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan
datang, juga karena tingkat keganasannya yang tinggi berupa kecacatan permanen
dan kematian mendadak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Departemen
Kesehatan tahun 2008, tingkat prevalensi hipertensi di Tanah Air mencapai 31,7%
dari total jumlah penduduk, dimana Jawa timur menempati posisi pertama untuk
provinsi dengan prevalensi hipertensi tertinggi yaitu sebesar 37,4% (Depkes RI,
2009). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember pada tahun 2009,
jumlah penderita hipertensi untuk wilayah Kabupaten Jember adalah 65.722 penderita
(Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, 2009). Data di Puskesmas Sumbersari pada
tahun 2009 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit hipertensi meningkat 13,5% dan
menempati urutan ke-6 dalam 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Sumbersari.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara sikap dan
konsumsi makanan dengan kejadian hipertensi di Balai Pengobatan Rawat Jalan
Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kasus kontrol (case control/ retrospektif) yaitu dengan membandingkan dua
kelompok yaitu kelompok terpapar (kelompok kasus) dengan kelompok tidak
terpapar (kelompok kontrol). Populasi dalam penelitian ini ada dua yaitu populasi
kasus dan populasi kontrol, yaitu pasien yang berobat di Balai Pengobatan Rawat
Jalan Puskesmas Sumbersari. Pengambilan sampel menggunakan teknik systemic
random sampling dengan perbandingan antara kelompok kasus dan kontrol dalam
penelitian ini adalah 1:2, dengan besar sampel pada kelompok kasus adalah 40
responden, dan kelompok kontrol adalah 80 responden, sehingga total sampel dalam
penelitian ini adalah 120 responden. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
Sumbersari yang dilaksanakan mulai Bulan Juni sampai September 2010. Terdapat
dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas: sikap dan konsumsi makanan,
dan variabel terikat: kejadian hipertensi. Data primer yang dikumpulkan adalah data
mengenai karakteristik responden, sikap terhadap makanan, cara menurunkan berat
badan, dan olahraga, tingkat dan pola konsumsi pencegah dan pemicu hipertensi,
kebiasaan berolahraga, dan status tekanan darah responden dengan menggunakan
kuesioner. Data sekunder berasal dari laporan-laporan Dinas Kesehatan Kabupaten
Jember dan Rekam Medik Puskesmas Sumbersari. Kuesioner telah dilakukan uji
validitas menggunakan teknik korelasi point biseral, sedangkan pengujian reliabilitas
kuesioner menggunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson 20).
ix
Distribusi responden berdasarkan variabel penelitian diperoleh yaitu: usia 45-
49 tahun = 22,03%, jenis kelamin perempuan = 55,94%, tingkat pendidikan
menengah = 54,24%, tidak bekerja = 36,44%, pendapatan keluarga ≥ Rp 830.000,- =
67,8%, tidak memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi = 50,85%. Secara
keseluruhan sikap responden terhadap makanan, cara menurunkan berat badan, dan
olahraga di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari paling banyak tergolong pada
kategori sedang. Sebagian besar responden melakukan aktivitas olahraga ≥ 30 - 60
menit perhari dalam 3-5 kali per minggu dan status gizi sebagian besar responden
berada pada kategori normal, serta tekanan darah responden berada pada kategori
normal. Terdapat hubungan yang signifikan (nilai p (0,001) < α (0,05)) antara sikap
responden terhadap makanan, cara menurunkan berat badan, dan olahraga dengan
kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari. Pola makanan pencegah
hipertensi yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian hipertensi
diantaranya roti gandum, beras merah, tomat, sawi, brokoli, lobak, bayam, kurma,
mangga, semangka, nanas, susu skim rendah lemak, keju mozzarella, keju rendah
lemak, ikan air tawar, tongkol, ayam tanpa kulit, putih telur, biji bunga matahari
(kwaci), dan kacang mede. Selain itu, pola makanan pemicu hipertensi yang
berhubungan secara signifikan dengan kejadian hipertensi diantaranya otak, hati,
paru-paru, usus, minyak kelapa, daging kambing, daging atau kulit ayam, telur bebek,
keripik, korned, soft drink, dendeng, abon, ikan asin, telur asin, selai kacang, yogurt,
tepung susu, keju, mentega, dan tape. Pada variabel tingkat konsumsi terdapat 3 (tiga)
variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian hipertensi yaitu:
variabel lemak (p=0.000), natrium (p=0,010), serat (p=0.010), sedangkan variabel
karbohidrat tidak berhubungan secara signifikan (nilai p (0.096) > α (0,05)) dengan
kejadian hipertensi.
Saran yang dapat diberikan bagi penderita agar melakukan pemeriksaan
tekanan darah secara teratur dan menerapkan diit rendah natrium dan tinggi serat
untuk menjaga tekanan darah sehingga tidak terjadi komplikasi. Upaya sosialisasi
oleh Puskesmas kepada masyarakat, terkait dengan faktor-faktor risiko hipertensi
hendaknya dilakukan secara terus-menerus. Penelitian lanjutan diharapkan dapat
memisahkan antara asupan lemak jenuh dan tidak jenuh serta jenis garam yang
dikonsumsi. Selain itu, diusahakan memperbesar sampel penelitian sehingga hasilnya
lebih akurat | en_US |