Uji Klinik Tablet Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu L.) terhadap Penderita Askariasis di Kecamatan Mumbulsari Jember
Abstract
Salah satu penyebab tersering infeksi cacing usus adalah Ascaris lumbricoides
(cacing gelang) yang penularannya melalui perantaraan tanah. Infeksi yang
disebabkan oleh cacing ini disebut dengan askariasis. Prevalensi askariasis di
kabupaten Jember sebesar 34% (Nurdian, 2003). Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Herlina (2005:21), pekarangan rumah penduduk di desa Lengkong dan Suco
kecamatan Mumbulsari, diperoleh presentase sampel tanah positif sebesar 52% untuk
telur dan atau larva A. lumbricoides, sedangkan di desa Lengkong sebesar 68%.
Beberapa tahun terakhir telah berkembang berbagai penelitian mengenai
pengembangan bahan-bahan alam dan tradisional untuk obat alternatif askariasis.
Salah satu bahan alam yang terbukti secara klinis untuk mengobati cacingan adalah
biji pinang (A. catechu L.) (Nuri, 2007). Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan
penelitian dengan menggunakan tablet ekstrak biji pinang untuk membuktikan apakah
tablet ekstrak biji pinang (A. catechu L.) mempunyai daya anti parasit A.
lumbricoides terhadap anak usia sekolah dasar khususnya di desa Mumbulsari,
Jember.
Penelitian ini dilakukan di sejumlah sekolah dasar di Kecamatan MumbulsariJember.
Subjek penelitian ini adalah anak usia sekolah dasar di Kecamatan
Mumbulsari yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Metode
pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Pengambilan sampel
dilakukan sebanyak dua kali. Pengambilan yang pertama dilakukan terhadap semua
siswa sekolah dasar yang bersedia mengikuti penelitian dalam rangka screening
untuk mengidentifikasi adanya telur cacing dalam tinjanya.
Pengambilan sampel yang
kedua dilakukan setelah sampel yang positif cacingan diberi pengobatan dan ditunggu
hingga 2 minggu. Pengambilan sampel yang kedua dilakukan untuk mengevaluasi pengobatan dan jumlah telur per gram sesudah pengobatan. Untuk mengevaluasi
efektivitas obat terhadap infestasi askariasis digunakan parameter angka
penyembuhan (AP).
Pengobatan kelompok uji dibagi dalam 2 kelompok. Pembagian ini dilakukan
secara acak. Kelompok A dengan jumlah sampel sebanyak 28 orang, mendapat
pengobatan dengan sediaan obat tradisional terpilih yang telah diformulasikan yaitu
tablet ekstrak biji pinang, kelompok B sebagai pembanding dengan jumlah sampel 24
orang mendapat pengobatan standar yaitu Pirantel Pamoat.
Setelah dilakukan pemeriksaan sampel tinja pada 457 siswa delapan sekolah
dasar kelas 4,5, dan 6 di Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten Jember, ternyata
didapatkan 75 anak (16,4%) positif menderita infestasi cacing. Infestasi terbanyak
adalah A. lumbricoides sebanyak 53 orang (70%), disusul dengan infestasi Hookworm
sebanyak 12 orang atau 16% dan Trichuris trichiura sebanyak 10 orang atau 13%. .
Hasil dari pengobatan ini adalah dengan pemberian tablet ekstrak biji pinang
didapatkan angka penyembuhan sebesar 85,71% dan angka penurunan telur 94,3%,
sedangkan pengobatan dengan pirantel pamoat angka penyembuhannya sebasar
91,60% dan angka penurunan telur sebesar 93,1%.
Menurut uji statistika yang dilakukan yaitu dengan uji Chi-Square, ternyata
tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok pengobatan. Jadi
dapat disimpulkan bahwa tablet ekstrak biji pinang (Areca catechu L. ) mempunyai
efek antelmintik dengan angka penyembuhan sebesar 85,71% tanpa memberikan efek
samping yang berarti, dan tablet ekstrak biji pinang (Areca catechu L. ) mampu
menyembuhkan penderita setara dengan pengobatan standar yang biasa digunakan
yaitu pirantel pamoat. Diharapkan tablet ekstrak biji pinang (Areca catechu L. ) dapat
menjadi salah satu obat alternatif askariasis di masa depan.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1508]