dc.description.abstract | etelah dilakukan analisis terhadap novel Jurang Keadilan karya Pipiet Senja
menggunakan teori struktural dan pragmatik yang ditekankan pada analisis psikologi
wanita dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
Kajian struktural meliputi: judul, tema, penokohan dan perwatakan, latar, dan
konflik. Judul Jurang Keadilan menunjukkan keadaan dan suasana cerita. Keadaan
dan suasana cerita tersebut mengemukakan tentang kehidupan yang bersifat adil
dalam menentukan atau mengatasi masalah, baik masalah besar maupun kecil .
Tema terdiri atas dua bagian, yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor
adalah dengan perjuangan seseorang mencapai keberhasilan dalam mencari jati diri.
Tema mayor tersebut didukung oleh tema minor, yaitu:(1) kasih sayang seorang
kakek kepada cucunya(2) rasa iri dapat menyebabkan seseorang melakukan
kekerasan(3) kasih sayang seorang nenek kepada cucunya.
Tokoh utama adalah Rumondang. Rumondang merupakan tokoh yang
memiliki watak datar atau (flat character) karena tidak mengalami perubahan watak.
Tokoh utama didukung oleh tokoh bawahan. Tokoh bawahan yang dikaji adalah
Kakek, Oma Mey-Mey, Hotma, dan Sarluman. Hotma memiliki watak bulat atau
round character karena pengalami perubahan watak. Oma Mey-Mey, Kakek dan
Sarluman memiliki watak datar atau flat character karena dari awal hingga akhir
penceritaan tidak mengalami perubahan watak.
Latar meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat
meliputi rumah adat Batak, sabak (sawah), pemakaman, puskesmas, Desa Tapanuli
Selatan dan pasar Tapanuli. Latar waktu, yaitu dua hari dua malam, dua bulan dan
malam hari. Latar sosial, yaitu rambin, poken, sopo godang, paroppa, dan markobar.
Konflik yang ada yaitu konflik fisik yaitu antara manusia dengan manusia
dialami oleh Rumondang dengan A Fei, Rumondang dengan neneknya (Ompung Ni
Sahat), dan Rumondang dengan Hotma. Konflik antara manusia dengan alam dalam Novel Jurang Keadilan karya Pipiet Senja tidak ada. Konflik manusia dengan
masyarakat dialami Bang Farid dengan masyarakat, Sagala dengan Rumondang,
masyarakat setempat dan kepolisian Depok. Konflik antara satu ide dan ide yang lain
dalam Novel Jurang Keadilan karya Pipiet Senja tidak ada. Konflik antara manusia
dengan kata kata hatinya dialami Rumondang. Unsur-unsur struktural yang ada saling
berkaitan dan berpadu membentuk satu kesatuan yang utuh.
Analisis psikologi wanita meliputi pribadi wanita dan beberapa sifat khasnya,
kepribadian gadis puber, pribadi gadis adolesensi dan wanita dewasa. Pribadi wanita
dan sifat khasnya meliputi keindahan, kelembutan, rendah hati, dan memelihara.
Keindahan pada diri wanita berupa kecantikan dan keindahan sikap yang
dimiliki oleh Rumondang dan Mama Siao Lien. Kecantikan tidak hanya dari segi
jasmani dan rohani, namun perilaku yang sopan dan anggun menambah nilai
keindahan wanita untuk meningkatkan daya tarik mereka. Rumondang, Dokter
Amelia dan Oma Mey-Mey memiliki sikap kelembutan. Sikap rendah hati juga
dimiliki Rumondang dan sikap memelihara dimiliki oleh Rumondang, Mpok Munah
dan Yuriko. Kepribadian gadis puber hanya dialami oleh Rumondang.
Pribadi gadis adolesensi meliputi faktor dalam pribadi gadis adolesensi yang
ditunjukkan oleh Rumondang. Wanita dewasa juga ditunjukkan oleh Rumondang dan
Yuriko Fatma. Kedewasaan tidak dapat dilihat dari umur wanita tersebut, melainkan
sikap seorang wanita dengan menjalankan tanggung jawabnya di dalam keluarga dan
masyarakat.
Manfaat yang diperoleh dari kajian psikologi wanita adalah (1) orang tua
hendaknya tidak memaksakan kehendak kepada anak dan membiarkan anak
mengambil keputusannya sendiri dan kasih sayang yang ditunjukkan nenek dan
kakek terhadap cucunya patut diteladani. | en_US |