dc.description.abstract | Kosovo merupakan negara yang mayoritas masyarakatnya adalah etnis
Albania, sedangkan yang menjadi etnis minoritas adalah etnis Serbia. Sudah sejak
lama kedua etnis ini memendam kebencian. Konflik yang terjadi antara etnis Serbia
dan etnis Albania sudah terjadi sejak sebelum abad ke-19. Pada masa pemerintahan
Josip Broz Tito, Kosovo diberikan keistimewaan berupa status otonomi khusus
melalui Konstitusi 1974. Dengan adanya pemberian status otonomi khusus Kosovo
membuat Serbia khawatir apabila Kosovo yang mayoritas penduduknya etnis Albania
menuntut status republik penuh.
Pada tahun 1987, Slobodan Milosevic terpilih menjadi Presiden Serbia
menggantikan Tito yang berasal dari etnis Serbia. Tindakan awal yang dilakukan oleh
Milosevic kepada Kosovo yaitu menghapus status otonomi serta membubarkan
pemerintahan Kosovo dengan alasan untuk melindungi etnis Serbia yang menjadi
etnis minoritas di Kosovo. Sejak saat itu, masyarakat etnis Albania di Kosovo yang
mengalami diskriminasi, baik di bidang pendidikan maupun di bidang kesehatan yang
dilakukan pemerintah Serbia. Hal ini memicu kemarahan etnis Albania di Kosovo,
yang akhirnya membentuk gerakan nasionalis Kosovo Liberation Army (KLA) yang
menginginkan kemerdekaan bagi Kosovo.
Adanya KLA, membuat pemerintahan Serbia terdorong untuk mengambil
tindakan represif berupa ethnic cleansing atau pembersihan etnis terhadap etnis
Albania di Kosovo. Masyarakat etnis Albania banyak yang dibunuh, diperkosa, diusir
dari Kosovo, dibakar rumahnya, dan lain-lain. Hal inilah yang menjadi penyebab
mengapa masyarakat etnis Albania di Kosovo menginginkan lepas dari Serbia dan
mendapatkan kemerdekaan bagi Kosovo.
Dewan Keamanan PBB akhirnya ikut serta dalam upaya menyelesaikan
konflik di antara kedua etnis ini dengan membuat Resolusi nomor 1244 tahun 1999.
Di dalam resolusi ini, PBB menetapkan untuk menghentikan sementara pemerintahan
Serbia atas Kosovo dan juga menempatkan Kosovo berada di bawah United Nations
Interim Administration Mission in Kosovo (UNMIK). Akhirnya, sampai dengan
munculnya Martti Ahtisaari yang mengusung sebuah proposal kemerdekaan bagi
Kosovo. Pada tanggal 17 Februari 2008, deklarasi kemerdekaan Kosovo dibacakan
oleh Perdana Kosovo, Menteri Hashim Tachi. Pembacaan deklarasi ini menandakan
bahwa Kosovo telah merdeka dan melepaskan diri dari Serbia. | en_US |